JAKARTA, KOMPAS.com - Berlibur di Bali, Presiden Amerika Serikat ke-44 Barack Obama dan keluarga ternyata pergi ke lokasi wisata berbasis lingkungan, Jatiluwih. Terletak di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Jatiluwih terkenal sebagai desa agraris.
Pemandangan sawah hingga ratusan hektar menjadi keistimewaan di Jatiluwih. Meski begitu sawah di Jatiluwih bukanlah sawah biasa, ada alasan mengapa Obama dan keluarga tertarik untuk berkunjung ke Jatiluwih, dibanding sawah-sawah lain di Bali.
"Subak (sistem irigasi tradisional sawah di Bali) Jatiluwih adalah warisan budaya tak benda yang ditetapkan oleh UNESCO tahun 2012," kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana saat dihubungi KompasTravel, Selasa (27/6/2017).
(BACA: Obama dan Rombongan Kunjungi Jatiluwih di Tabanan)
(BACA: Jatiluwih Jadi Ikon Pariwisata Tabanan)
Perjuangan menjadikan subak Jatiluwih sebagai warisan budaya tak benda, sudah dimulai sejak tahun 2003. Saat itu Pitana dan banyak orang merasa subak harus mendapat predikat tersebut karena dari sanalah akar budaya Bali berasal.
Mulai dari gotong royong, pelestarian lingkungan, pengetahuan musim, angin, penyakit, pengendalian hama, dan nilai agama Hindu termasuk Tri Hita Karana (falsafah hidup harmonis antara Tuhan, manusia, dan alam), terdapat di subak.
(BACA: Liburan Keluarga Obama Berkah untuk Pariwisata Bali)
Pitana yang merupakan salah satu penulis buku "Subak: Sistem Irigasi Tradisional di Bali" terbitan tahun 1994 juga menyebutkan Subak Jatiluwih yang dipilih untuk ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO karena empat unsur penting.
Ketiga, secara estetika pemandangan subak Jatiluwih juga terlihat indah. Unsur keempat adalah subak Jatiluwih masih mengikuti aturan tradisional dalam melestarikannya.
Karena subak inilah Desa Jatiluwih juga menjadi desa wisata yang telah ditetapkan sejak tahun 1993. Sekarang tak heran mengapa Obama dan keluarga memilih berkunjung ke Jatiluwih ketimbang sawah lain di Bali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.