Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sini Anda Bisa Melatih Kreativitas dengan Teknologi Digital

Kompas.com - 28/06/2017, 12:00 WIB
Cahyu Cantika Amiranti

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com –
Memasuki area bermain edukasi TeamLab Future Park, Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kompas.com disuguhi pemandangan beragam alat permainan. Semua lengkap dengan lampu warna-warni dan layar-layar digital besar yang menampilkan gambar bergerak. Sinar dari layar dan lampu alat permainan itu sangat kontras dengan cahaya ruangan yang gelap.

Lurus dari pintu masuk, terlihat anak-anak sedang bermain balok kayu di atas layar digital. Saat balok-balok tersebut diletakkan di atas meja, muncullah jalan raya, rel kereta api, dan sungai. Semakin banyak balok yang diletakkan dalam posisi berbeda, akan terbentuk sebuah perkotaan.

“Permainan Connecting! Block Town tersebut, selain melatih kreativitas, kemampuan spasial, dan keahlian berpikir logis, juga membangun kemampuan bekerjasama antar anak. Anak-anak perlu berkolaborasi dalam menempatkan balok agar bisa membentuk sebuah kota,” ujar Manajer Event dan Promosi Plaza Indonesia, Amalia Andayani, kepada Kompas.com (27/6/2017).

Jika berjalan ke depan, pengunjung akan disuguhkan layar digital besar dengan gambar perkotaan berisi bangunan dan kendaraan yang bergerak. Ternyata, obyek-obyek tersebut merupakan hasil buatan pengunjung.

Di wahana Sketch Town tersebut, pengunjung dapat menggambar bangunan atau kendaraan sesuai kreativitas mereka. Setelah itu, hasil gambar mereka bisa di-scan menjadi tiga dimensi (3D) dan memasuki perkotaan virtual yang ada di dalam layar tersebut.

Tak hanya itu, komponen-komponen yang ada di layar tersebut juga dapat disentuh anak untuk menjalankan fungsinya. Misalnya, mobil derek untuk menarik kendaraan lain yang sedang berhenti. Permainan ini mampu mengembangkan kreativitas dan kemampuan berekspresi, minat terhadap teknologi, dan keahlian spasial.

“Anak saya yang berusia 9 dan 6 tahun paling senang di area ini. Mereka sangat excited melihat hasil gambarnya jadi “hidup” dan bergerak di layar. Worth it lah bayar tiketnya segitu (Rp 100.000 untuk anak dan Rp 120.000 untuk orang dewasa) kalau teknologinya kayak gini,” ucap salah satu pengunjung, Chalia (34).

KOMPAS.com/Cahyu Cantika Amiranti Anak melihat kota virtual di area Sketch Town TeamLab Future Park
Di sebelah kiri area Sketch Town, terdapat sudut kecil bernama Sketch Town Papercraft. Di area ini, anak-anak dapat membentuk hasil gambar mereka saat di Sketch Town menjadi sebuah kerajinan tangan 3D. Anak pun memiliki sebuah kenang-kenangan yang bisa dibawa pulang.

Jika pengunjung membalikkan badan dari layar Sketch Town, mereka akan melihat sekerumunan anak-anak sedang bermain bola besar berwarna-warni. Bukan sekadar bola biasa, apabila bola dari karet itu diayunkan, akan terjadi perubahan warna dan keluar suara. Maka dari itu, area ini dinamakan Light Ball Orchestra.

Di dalam area tersebut, terlihat mayoritas pemainnya adalah anak-anak berusia 1-4 tahun. Berbeda dengan tiga area sebelumnya yang lebih dominan anak berusia lebih besar.

Chalia pun mengakui bahwa anaknya yang berusia satu tahun lebih senang di area tersebut dan permainan Hopscotch, berbeda dengan kakak-kakaknya yang lebih menyukai Sketch Town.

Tahapan perkembangan anak menurut American Academy of Psychiatrics, usia 12 bulan hingga 4 tahun merupakan masa anak melatih kemampuan motorik, baik kasar maupun halus. Sementara itu, anak berusia lima tahun ke atas sudah masuk ke dalam tahap thinking skills—keahlian berpikir kreatif.

“Anak saya paling senang main bola, karena dia bisa bebas bergerak. Dia memang enggak bisa diam. Makanya, dia paling enggak suka saat disuruh mewarnai, ujung-ujungnya aku deh yang ngerjain,” kata pengunjung lain, Dewi (32).

Di sebelah kiri Light Ball Orchestra, terdapat layar besar lain berisi simbol berupa bayangan seekor hewan tertentu. Ketika simbol tersebut disentuh, bayangan hitam akan berubah menjadi hewan yang mereka wakilkan.

Lebih lanjut, obyek-obyek di layar tersebut juga saling berinteraksi satu sama lain dan memberi respon dari aksi pengunjung. Contohnya, seekor domba berlari menjauhi anjing atau seekor domba menari saat didekati seorang anak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com