Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perilaku "Aji Mumpung" Dalam Pariwisata Tak Bisa Dibenarkan

Kompas.com - 11/07/2017, 20:03 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asisten Deputi Jejaring Inovasi Maritim Tb Rismunandar mengatakan perilaku “aji mumpung” yang kerap dilakukan pedagang di lokasi-lokasi wisata sama sekali tidak dapat dibenarkan.

Hal itu diungkapkan Rismunandar dalam Focus Group Discussion Jejaring Pariwisata Bahari (10/7/2017 ).

“Pariwisata baru dihitung sukses bila para wisatawan datang lagi dan lagi. Bukan datang sekali kemudian tidak kembali lagi," kata Rismunandar dalam keterangan pers yang diterima KompasTravel, Selasa (11/7/2017).

Menurutnya, untuk menjaga kualitas pariwisata, kode etik harus ditegakkan. Standar disusun sebagai panduan dan dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala.

“Kita tidak boleh memberi ‘mimpi buruk’. Kalau para turis datang ke sini dengan kenangan buruk pasti tidak akan kembali," lanjutnya.

Terkait hal itu, Rismunandar merencanakan untuk berkoordinasi dengan Badan Standardisasi Nasional perihal standar pariwisata dan kode etik pariwisata.

“Awalnya mengacu pada WTO, tapi perlu juga disesuaikan dengan muatan lokal kita. Kita bisa bekerja sama dengan lembaga terkait, tentunya dengan Kemenpar dan BSN,” ujarnya.

Rismunandar menegaskan kode etik tersebut dinilai cukup mendesak untuk pariwisata berkelanjutan. Ia menambahkan di dalam kode etik pariwisata harus mencakup standar, safety dan security, aksesibilitas, informasi bahkan informasi cuaca.

"Dijalankan secara paralel dengan pembangunan infrastruktur pariwisata," tambah Rismunandar.

“Kode Etik Pariwisata adalah panduan World Trade Organization dalam meningkatkan kualitas industri pariwisata. Ini bisa jadi acuan standar pariwisata Indonesia, agar kualitasnya terjaga, agar lebih sustain (berkelanjutan) memberi manfaat bagi masyarakat juga,” Kata Asisten Deputi Pariwisata Bahari, Kosmas Harefa.

Kosmas menambahkan, saat ini yang diperlukan bukan hanya sosialisasi melainkan bimbingan teknis dan pelatihan untuk pelaku wisata khususnya yang minim fasilitas.

“Sebagai bagian dari persiapan jelang event Annual Meeting IMF-WB," kata Kosmas.

Kemenko Maritim melalui Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim melakukan pembahasan ini dalam upaya percepatan kesiapan pariwisata Indonesia jelang acara pertemuan tahunan IMF-WB 2018. Diskusi ini juga menghadirkan praktisi pariwisata I Gusti Putu Laksaguna dan Dosen pascasarjana Bandung Institute of Tourism Thamrin B Bachri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com