Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini "PR" Indonesia jika Ingin Kembangkan Wisata Kapal Pesiar

Kompas.com - 22/07/2017, 18:46 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Kawasan Asia Tenggara Princess Cruises, Farriek Tawfik mengatakan infrastruktur dan sumber daya manusia di Indonesia perlu ditingkatkan. Hal itu dinilai penting karena meningkatnya jumlah wisatawan yang berlibur dengan kapal pesiar ke Indonesia.

"Sekarang kapal pesiar sudah besar-besar. Kapal dulu paling kapasitasnya 1.600 orang tapi sekarang kapasitasnya 3.000 orang ada juga 4.000 orang. Jadi kapal mau masuk itu, harus ada terminal kapal pesiar yang memadai," kata Tawfik kepada KompasTravel saat temu wartawan di Jakarta beberapa waktu lalu.

(BACA: Inilah Perbedaan Turis Eropa dengan Asia saat Wisata Kapal Pesiar)

Ia menyebut perlu adanya layanan Custom, Immigration, Quarantine, Port (CIQP) yang mumpuni untuk melayani banyaknya wisatawan mancanegara yang datang menggunakan kapal pesiar.

Hal itu agar wisatawan mancanegara bisa memiliki banyak waktu untuk berlibur ketika kapal bersandar di pelabuhan-pelabuhan Indonesia.

(BACA: Memacu Adrenalin! Melayang-layang di Kapal Pesiar Ovation of The Seas)

"Sejauh ini sudah oke tak ada masalah untuk proses imigrasi. Setahu saya, bebas visa Indonesia sudah untuk banyak negara. Dulu sedikit, sekarang gampang. Jadi penumpang tak perlu pusing mengurus visa," katanya.

Selain itu, ia juga meminta agar industri pariwisata Indonesia bisa menyediakan bus-bus yang lebih banyak. Tawfik menyebut saat ini, pihak penyedia jasa wisata kapal pesiar masih kekurangan bus untuk mengangkut wisatawan saat kapal berlabuh.

Kapal pesiar MV Sirena saat berlabuh di Perairan Pulau Komodo, Minggu (19/32017). Sebanyak 472 wisatawan asing turun dari kapal di Loh Liang untuk melihat Komodo.(Arsyip Syahbandar Labuan Bajo)Arsip Syahbandar Labuan Bajo Kapal pesiar MV Sirena saat berlabuh di Perairan Pulau Komodo, Minggu (19/32017). Sebanyak 472 wisatawan asing turun dari kapal di Loh Liang untuk melihat Komodo.(Arsyip Syahbandar Labuan Bajo)
"Nah sekarang misalnya kami mau ke Semarang. Ke Candi Borobudur itu pasti. Tapi apakah busnya mampu bawa 3.000 orang? Pemandu wisata yang bisa berbahasa asing juga perlu disiapkan," ujar Tawfik.

Meski demikian, Tawfik mengapresiasi pemerintah Indonesia dalam mengembangkan wisata kapal pesiar.

Ia telah melihat pemerintah Indonesia telah mengembangkan fasilitas-fasilitas pelabuhan untuk kapal pesiar dan juga kebijakan bebas visa yang diberikan untuk wisatawan mancanegara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com