Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Edelweis Bakal Dibudidayakan di Kaki Gunung Rinjani

Kompas.com - 23/07/2017, 18:03 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanaman edelweis (Anaphalis javanica) akan dibudidayakan di kaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Hal itu diungkapkan Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani, Agus Budi Santosa.

"Saya sudah telfon tiga kepala desa (di kaki Gunung Rinjani). Saya minta lahan untuk budidaya edelweis. Mereka sudah siap sediakan," kata Agus saat dihubungi KompasTravel, Sabtu (22/7/2017).

BACA: Kasus Pendaki Memetik Edelweis, Ini Komentar Kepala TN Gunung Rinjani

Ia mengatakan rencana budi daya tanaman edelweis diharapkan bisa berjalan pada 2018. Menurutnya, masyarakat bisa ikut berperan untuk budidaya edelweis.

"Sumber bibit edelweisnya nanti diambil dari sebaran edelweis di area Timbanuh. Bijinya bisa diambil sebagai bibit. Teorinya edelweis bisa tumbuh di atas ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut tapi ada juga yang bisa di 1.000 meter. Tergantung iklim mikronya," ujar Agus.

Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Menurut Agus, tanaman edelweis di area Taman Nasional Gunung Rinjani terbilang langka. Edelweis hanya bisa ditemukan di area Timbanuh dan Plawangan Sembalun arah ke Danau Segara Anak.

"Bisa terancam punah kalau dipetik. Ini kan baru awal (kasus pencabutan edelweis), kalau tidak segera tangani, (akan berbahaya). Kami cegah sedini mungkin," jelasnya.

BACA: 5 Terduga Pencabutan Edelweis akan Dijadikan Duta Pelestarian Edelweis

Edelweis merupakan tumbuhan dilindungi yang hanya bisa hidup di kawasan setinggi di atas 2.000 meter dari permukaan laut (mdpl). Edelweis juga merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan.

Populasi bunga edelweis juga terancam punah. Seperti di hutan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), jumlahnya terus menyusut karena selalu dicari oleh warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com