Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/08/2017, 13:13 WIB
Auzi Amazia Domasti

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Antrean panjang terlihat di sebuah rumah makan berarsitektur tradisional Jawa di Jalan Kaliurang, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada Kamis (10/08/2017). Nama tempatnya "Kopi Klotok". Meskipun terlihat sederhana, tempat ini selalu ramai.

Barisan pengunjung biasanya terlihat pada jam makan siang, seperti saat Kompas.com mengunjunginya. Meraka mengarah pada meja besar berisi makanan hendak mengambil nasi, sayur, dan lauk pauk. Penyanyi Agustinus Gusti Nugroho atau akrab disapa Nugie ada di antara orang-orang itu.

Hari itu bukan kali pertama Nugie berkunjung ke sana. Dalam hitungannya, ia sudah empat atau lima kali menjejakkan kaki di tempat itu.

"Ini tempat favorit makan siang atau sekadar ngopi sore," ujarnya pada Kompas.com, Kamis.

Ia mengaku tempat itu membuatnya kerasan dan kangen. Oleh karena itu, kalau ada kunjungan dekat lokasi Kopi Klotok, Nugie akan mengusahakan untuk mendatanginya. 

"Jarang bisa nemuin tempat dengan isi makanan khas Jawa yang (punya rasa) ada manisnya, gurihnya, dan telur dadar versi kampung,” tambah Nugie.

Nugie juga merekomendasikan beberapa lauk kesukaannya. Pengunjung datang, kata dia, jangan lupa cicip tempe goreng, tahu bacem, telur dadar, dan sayur lodeh.

“Kalau enggak pengin makan (berat), coba jajan pisang goreng dan kopinya,” lanjut Nugie.

 Penggemar makanan khas Jawa bisa mendapati makanan yang sesuai selera di Warung Kopi Klotok, Sleman. Kamis (10/8/2017), penyanyi Agustinus Gusti Nugroho atau Nugie menikmati makan siang di tempat itu bersama teman-temannya.AUZI AMAZIA DOMASTY/ KOMPAS.com Penggemar makanan khas Jawa bisa mendapati makanan yang sesuai selera di Warung Kopi Klotok, Sleman. Kamis (10/8/2017), penyanyi Agustinus Gusti Nugroho atau Nugie menikmati makan siang di tempat itu bersama teman-temannya.

Siang itu, meja-meja tamu di Kopi Klotok cukup penuh. Bahkan, ada yang makan di luar ruangan beralas tikar. Suasananya mirip seperti orang-orang yang sedang piknik. Terlebih lagi, ada hamparan sawah di depan mata yang jadi pemandangan selama makan di sana.

Rata-rata pengunjung betah duduk di tempat itu. Ya, interior kayu dengan meja dan bangku coklat khas rumah tradisional membuat suasana makan terasa seperti di rumah.

Salah seorang karyawan, Suryaning Hesti (33) mengatakan Kopi Klotok mulai dibuka pada Desember 2015. Nama yang dipakai pun mengacu pada menu utama minuman di tempat itu. 

Klotok diambil dari bunyi proses penyajian pada kopi. Pertama-tama, kopi hitam yang hendak disajikan, digodok atau direbus dulu sampai mendidih dan menimbulkan bunyi "klotok-klotok".

Waktu pertama kali dibuka, pengunjung tak seramai sekarang. Akan tetapi, pengunjung yang pernah datang biasanya mempromosikan dari mulut ke mulut sehingga pada bulan keempat setelah resmi dibuka, warung makan ini sudah ramai.

 Warung Kopi Klotok biasa dipadati pengunjung pada saat jam makan siang. Para pecinta kuliner bisa mencicipi aneka makanan khas Jawa di rumah makan yang berada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.AAUZI AMAZIA DOMASTY/ KOMPAS.com Warung Kopi Klotok biasa dipadati pengunjung pada saat jam makan siang. Para pecinta kuliner bisa mencicipi aneka makanan khas Jawa di rumah makan yang berada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.A

Rasa khas

Sebagai rumah makan, Kopi Klotok memiliki rasa khas. Hal itu, kata Hesti, tak lepas dari pengaruh juru masak dari dalam dapur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com