Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Pendaki Impala UB Aklimatisasi di Kaki Elbrus, Rabu Siap "Summit Attack"

Kompas.com - 15/08/2017, 20:52 WIB

KAUKASUS, KOMPAS.com - Sudah lima hari, tiga pendaki IMPALA UB (Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Brawijaya) Malang, Jawa Timur, berada di pegunungan Kaukasus, Rusia Selatan, tepatnya di kaki Gunung Elbrus (5.642 mdpl) sejak 11 Agustus lalu.

Selama sehari ini, tim melakukan istirahat sembari menunggu laporan cuaca.  Jika kondisi cuaca baik, pada Rabu 16 Agustus 2017, tim akan melakukan summit attack. Jalur yang dipilih adalah Garabashi (Barrel Hut) ke puncak. 

Tiga pendaki yang tergabung dalam BRI-Brawijaya Elbrus Expedition 2017 antara lain dua mahasiswa bernama Gede Krisna Adiwiradarma dan Ahmad Sholahudin Yazid, didampingi manajer tim Endah Purwaningtyas Hadipranoto tengah berencana mengibarkan sang saka Merah Putih.

Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, misi pendakian kali ini tidak lain untuk mengharumkan nama bangsa tepat pada HUT Republik Indonesia ke-72, sekaligus mengejar target kedua dari program tujuh puncak benua.  

Gunung Elbrus (kanan) terdiri dari dua puncak, masing-masing memiliki ketinggian 5.642 mdpl dan 5,621 mdpl. DOK. BRI-BRAWIJAYA ELBRUS EXPEDITION IMPALA UB Gunung Elbrus (kanan) terdiri dari dua puncak, masing-masing memiliki ketinggian 5.642 mdpl dan 5,621 mdpl.
Dikabarkan cuaca sangat cerah pada 13 Agustus lalu. Suhu udara mencapai 16 derajat celcius. Untuk melakukan pendakian ke puncak Elbrus, setiap pendaki wajib melakukan serangkaian proses aklimatisasi.

Pada Minggu lalu dengan kondisi cuaca yang bersahabat, tim menjalankan penyesuaian tubuh dan berlatih pendakian salju mengambil rute Barrel Hut (3.800 mdl) ke Priut Hut (4.050 mdpl) dan kembali ke Barrel Hut.

“Enggak terlalu dingin. Suhunya masih mirip dengan di Pujon (Kabupaten Malang),” ujar Endah, manajer tim.

Pendakian gunung Elbrus ini merupakan target kedua, setelah sebelumnya IMPALA UB telah dua kali melakukan pendakian ke Cartenz Pyramid (4.884 mdpl). Pendakian ini sendiri merupakan bagian dari program panjang klub pencinta alam asal Malang bernama Brawijaya Orange 7 Summits.

Tim BRI-Brawijaya Elbrus Expedition 2017 saat berlatih di sekitar Terskol – Mt. Chegat pada 12 Agustus 2017. DOK. BRI-BRAWIJAYA ELBRUS EXPEDITION IMPALA UB Tim BRI-Brawijaya Elbrus Expedition 2017 saat berlatih di sekitar Terskol – Mt. Chegat pada 12 Agustus 2017.
Gunung Elbrus (5.642 mdpl)yang merupakan puncak tertinggi di benua Eropa dipilih sebagai target kedua dengan pertimbangan waktu pendakian yang cukup tepat.

Pendakian Elbrus seringkali dijadikan sebagai target pertama sejumlah pendaki dunia yang ingin mendapat julukan seven summiters. Elbrus dikenal memiliki cuaca yang tidak bersahabat.

Cuaca di Elbrus kerap kali berubah. Saat pagi yang semula terang benderang, namun cuaca bisa berubah di atas pukul 12.00 siang. Gunung ini sendiri memiliki dua puncak, masing-masing berketinggian 5.642 mdpl (pundak barat) dan 5.621 mdpl (puncak timur).

Ketiga pendaki ini telah lolos serangkaian tes fisik dan psikologi yang dilakukan sejak tujuh bulan silam. Berbagai metode pelatihan intensif dilakukan melalui metode dan program yang terukur serta disiapkan untuk pendakian gunung es dan salju.

Termasuk kesiapaan VO2Max dan psikis yang kerap menjadi halangan pendakian. Pemeriksaan kesehatan dan psikologi telah dilaksanakan di laboratorium Faal dan Psikologi Universitas Brawijaya Malang.

Pada, 14 Agustus proses aklimatisasi dilanjutkan dengan rute yang berbeda. Kali ini ketinggiannya ditambah dengan target dari Barrel Hut menuju Pastukhov Rock (4.800 mdpl).

Sejumlah toko tersedia di Terskol, antara lain persewaaan peralatan (Npokat) dan apotek (Anteka). DOK. BRI-BRAWIJAYA ELBRUS EXPEDITION IMPALA UB Sejumlah toko tersedia di Terskol, antara lain persewaaan peralatan (Npokat) dan apotek (Anteka).

Di Pastukhov Rock, tim benar-benar dihadapkan pada kondisi yang amat menyita fisik. Bahkan harus menghadapi siraman hukan salju yang disertai angin kencang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com