Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengagumkan, 8.000 Butir Biji Pala Berbalut Emas Seharga Rp 800 Juta

Kompas.com - 22/09/2017, 19:04 WIB
Lisa Viranda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pameran "Banda, Warisan untuk Indonesia" tengah berlangsung mulai 20 September - 4 Oktober 2017 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Tema lahirnya pameran ini tidak lain adalah sebagai peringatan 350 tahun Perjanjian Breda.

Gedung pameran terbagi menjadi beberapa bagian, setiap bagiannya memiliki pembahasan yang berbeda. Dimulai dari mengupas soal Kepulauan Banda secara geografis, perjanjian Breda, tokoh-tokoh yang terlibat dalam masa penjajahan di Banda, budaya dan keseharian penduduk Banda pada masa lampau dan masa kini, buah pala, hingga benda-benda bersejarah yang digunakan oleh penduduk pada masa penjajahan.

BACA: Saksikan, Pameran untuk Mengenal Pulau Banda Lebih Dekat

Salah satu karya yang cukup mencolok dan disimpan pada bagian paling akhir dari gedung pameran (dengan tujuan sebagai penutup dari perjalanan pengunjung) adalah karya dari Titarubi. Seniman nasional tersebut menyuguhkan karya seni yang diberi nama Hallucinogenic.

Karya seni yang bernama Hallucinogenic dihadirkan dalam pameran bertema Banda, Warisan untuk Indonesia di Galeri Nasional, Jakarta, Sabtu (23/9/2017). Pameran ini dalam rangka memperingati 350 tahun Perjanjian Breda dan dilaksanakan pada 20 September - 4 Oktober 2017.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Karya seni yang bernama Hallucinogenic dihadirkan dalam pameran bertema Banda, Warisan untuk Indonesia di Galeri Nasional, Jakarta, Sabtu (23/9/2017). Pameran ini dalam rangka memperingati 350 tahun Perjanjian Breda dan dilaksanakan pada 20 September - 4 Oktober 2017.
Karya ini berbentuk menyerupai seseorang dengan ukuran badan jauh lebih tinggi dari manusia pada umumnya. Ia mengenakan jubah, dengan sebatang kayu di tangan kirinya dan buku di tangan kanannya.

Untuk menemukan konsep hingga mengeksekusinya, Titarubi terlebih dahulu mempelajari informasi tentang Kepulauan Banda secara mendalam sejak 2011. 

"Latar belakang sejarah pertemuan bangsa Eropa pada awal abad 16 dengan pala secara langsung dari sumbernya adalah titik berangkat gagasan karya Hallucinogenic ini," ujar Titarubi kepada KompasTravel beberapa waktu lalu.

BACA: Buah Pala yang Jadi Aset Utama di Pulau Banda

Karya seni Hallucinogenic dengan jubah yang dibuat dari 8.000 butir pala berlapiskan emas, dihadirkan dalam pameran bertema Banda, Warisan untuk Indonesia di Galeri Nasional, Jakarta, Sabtu (23/9/2017). Pameran ini dalam rangka memperingati 350 tahun Perjanjian Breda dan dilaksanakan pada 20 September - 4 Oktober 2017.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Karya seni Hallucinogenic dengan jubah yang dibuat dari 8.000 butir pala berlapiskan emas, dihadirkan dalam pameran bertema Banda, Warisan untuk Indonesia di Galeri Nasional, Jakarta, Sabtu (23/9/2017). Pameran ini dalam rangka memperingati 350 tahun Perjanjian Breda dan dilaksanakan pada 20 September - 4 Oktober 2017.
Dengan mempekerjakan 40 orang, proses pengerjaan karya seni ini memakan waktu selama kurang lebih empat bulan dengan jam kerja nonstop 24 jam.

Gagasan kemuliaan pengetahuan digambarkan sebagai buku yang kemilau keemasan (dilapisi prada) dan diangkat oleh tangan yang terbuat dari kayu yang dibakar hingga hitam (begitu juga tongkat).

BACA: Rempah, Penyebab Awal Kolonialisme di Tanah Air

Sementara jubah berasal dari pakaian luar sebagai pelindung, baik dari cuaca maupun penglihatan, yang dibuat dari 8.000 butir pala berlapiskan emas.

Karya seni Hallucinogenic dengan jubah yang dibuat dari 8.000 butir pala berlapiskan emas, dihadirkan dalam pameran bertema Banda, Warisan untuk Indonesia di Galeri Nasional, Jakarta, Sabtu (23/9/2017). Pameran ini dalam rangka memperingati 350 tahun Perjanjian Breda dan dilaksanakan pada 20 September - 4 Oktober 2017.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Karya seni Hallucinogenic dengan jubah yang dibuat dari 8.000 butir pala berlapiskan emas, dihadirkan dalam pameran bertema Banda, Warisan untuk Indonesia di Galeri Nasional, Jakarta, Sabtu (23/9/2017). Pameran ini dalam rangka memperingati 350 tahun Perjanjian Breda dan dilaksanakan pada 20 September - 4 Oktober 2017.
Ukuran rongga dalam jubah kosong tersebut mengisyaratkan bahwa belajar dari sejarah siapa pun bisa di dalamnya. Jubah kebesaran dan kemilau kemanusiaan serta arogansi dari kekuatan pengetahuan. Hal ini digambarkan menjadi perangkap dan menjadikan diri yang terperangkap sebagai kekosongan.

"Biaya produksi yang dihabiskan yaitu sebesar Rp 300 juta dan akan dijual dengan harga Rp 800 juta. Saat ini sudah ada beberapa calon pembeli dari mancanegara yang tertarik," tutup Titarubi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com