Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Menariknya Gunung Agung bagi Wisatawan Mancanegara?

Kompas.com - 26/09/2017, 12:09 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain wisatawan Indonesia, wisatawan mancanegara juga gemar melakukan pendakian Gunung Agung di Bali. Berbagai wisatawan mancanegara dari negara Eropa dan Asia suka mendaki Gunung Agung.

"Setiap malam itu ada pendaki asing, lokal dan dari Bali yang mendaki Gunung Agung. Pendaki asing itu dari Perancis, Jerman, Belanda, Malaysia, India, Singapura, dan China," kata Koordinator Pemandu Pendakian Gunung Agung, Komang Kayun saat dihubungi KompasTravel, Senin (25/9/2017).

(BACA: Status Awas Gunung Agung, Pihak Luar Negeri Terus Pantau Situasi)

Ia mengatakan wisatawan mancanegara menggemari pendakian Gunung Agung karena mengetahui status Gunung Agung yakni sebagai gunung terbesar dan tertinggi di Bali.

Selain itu, Komang Kayun menyebut, wisatawan mancanegara juga ingin menikmati pemandangan yang bisa terlihat dari puncak Gunung Agung.

Tim Ekspedisi Cincin Api Kompas menuruni puncak Gunung Agung (3.142 mdpl), Bali, Kamis (6/10/2011). Gunung stratovolcano ini terakhir meletus dahsyat 1963 menelan korban jiwa 1.148 orang. Latar belakang di kejauhan terlihat kaldera Gunung Batur. KOMPAS.COM/FIKRIA HIDAYAT Tim Ekspedisi Cincin Api Kompas menuruni puncak Gunung Agung (3.142 mdpl), Bali, Kamis (6/10/2011). Gunung stratovolcano ini terakhir meletus dahsyat 1963 menelan korban jiwa 1.148 orang. Latar belakang di kejauhan terlihat kaldera Gunung Batur.
"Mereka bisa melihat pemandangan dari ketinggian. Mereka ingin bisa melihat Gunung Rinjani di Lombok, matahari terbit, Gunung Batur dan Danau Batur. Sepanjang perjalanan bisa melihat pepohonan dan sejarah-sejarah di Gunung Agung," katanya.

(BACA: Ini Wisata Karangasem yang Berpotensi Terkena Letusan Gunung Agung)

Namun, meski digemari wisatawan mancanegara, jumlah kunjungan dalam setahun pun tak banyak.

Komang Kayun menyebut Gunung Agung jarang didaki oleh wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Salah satu alasan sedikitnya wisatawan yang mendaki Gunung Agung karena sedikitnya waktu untuk mendaki.

(BACA: Status Awas Gunung Agung, Industri Pariwisata Bali Tak Terganggu)

"Kalau setahun itu kurang lebih 800 orang. Bulan Agustus saja sudah turun. Agustus tahun lalu yang membeludak. Sekarang distop. Satu tahun lalu kurang 800-1.000 pendaki selama tahun 2016. Itu sudah termasuk lokal," kata Komang Kayun.

Ia menyebut per malam itu sekitar 20 orang yang mendaki Gunung Agung. "Terkadang tak ada wisatawan yang mendaki," imbuhnya.

Bibir kawah di puncak Gunung Agung (3.142 mdpl), Bali, Kamis (6/10/2011). Gunung stratovolcano ini terakhir meletus dahsyat 1963 menelan korban jiwa 1.148 orang. KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Bibir kawah di puncak Gunung Agung (3.142 mdpl), Bali, Kamis (6/10/2011). Gunung stratovolcano ini terakhir meletus dahsyat 1963 menelan korban jiwa 1.148 orang.
Gunung Agung di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem dipandang sebagai gunung paling sakral di Pulau Dewata bagi umat Hindu Bali. Puncaknya merupakan titik tertinggi Pulau Bali, yaitu 3.142 mdpl.

Gunung tipe stratovolcano ini menjadi salah satu destinasi mendaki gunung, selain juga Gunung Batur. Masyarakat Hindu Bali percaya, Agung adalah gunung tempat bersemayamnya dewa-dewa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com