Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Skenario Sektor Transportasi Bila Gunung Agung Erupsi

Kompas.com - 27/09/2017, 18:03 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menyiapkan 10 bandara untuk mengantisipasi peningkatan aktivitas Gunung Agung, Bali. Hal itu disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi seusai menggelar rapat dengan jajaran Kemenhub dan stakeholders setelah pembukaan acara Asia Europe Meeting Transport Minister Meeting (ASEM TMM) di Hotel Westin Nusa Dua, Bali, pada Selasa (26/9/2017).

"Ada sepuluh bandara yang kita siapkan untuk mengantisipasi erupsi Gunung Agung yaitu di Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Praya, Kupang, Banyuwangi. Kesepuluh bandara tersebut sebagai bandara alternatif bagi pesawat yang melayani rute penerbangan ke Bandara Ngurah Rai yang ditutup apabila terdampak debu vulkanik Gunung Agung," papar Budi Karya dalam keterangan pers yang diterima KompasTravel, Selasa (26/9/2017).

Namun, Budi Karya berdoa semoga letusan Gunung Agung apabila pun meletus tidak membawa dampak yang parah dan mengganggu penerbangan dari dan ke Bandara Ngurah Rai. Menurut Menhub, diperkirakan terdapat 5.000 penumpang yang akan terdampak bila Bandara Ngurah Rai ditutup akibat erupsi Gunung Agung.

BACA: Bandara Ngurah Rai Siap Antisipasi Bila Gunung Agung Erupsi

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Menhub mengatakan telah menyiapkan dua rencana (plan). Rencana pertama memindahkan penumpang ke rute Banyuwangi dan Praya, dan rencana kedua antara Banyuwangi dan Surabaya melalui jalur darat.

“Kemenhub telah menyiapkan 100 bus untuk mobilisasi penumpang keluar Bali melalui Banyuwangi, Surabaya dan Praya. Dari jumlah 5.000 penumpang yang diperkirakan terdampak, 70 persennya diperkirakan akan keluar dari Bali. Sedangkan 30 persennya merupakan penumpang yang berasal dari Bali sehingga tidak diperlukan kendaraan untuk mengantar,” jelas Menhub.

Untuk penanganan penumpang selanjutnya, setelah tiba di Surabaya, Banyuwangi dan Praya diserahkan kepada masing-masing maskapai penerbangan. Menhub mengatakan bahwa kesepuluh bandara yang disiapkan adalah untuk alternatif pendaratan (divert) terhadap pesawat yang sudah terbang menuju Bali.

“Jadi pesawat akan didaratkan ke lokasi terdekat pesawat itu berada, atau arah datangnya pesawat. Contohnya jika pesawat tersebut berada di posisi dekat bandara di Makassar, maka pesawat tersebut akan mendarat di sana (Makassar). Untuk pengalihan tersebut nanti Airnav yang akan melakukan,” terang Menhub.

BACA: Status Awas Gunung Agung, Industri Pariwisata Bali Tak Terganggu

Selain itu Menhub meminta masing-masing otoritas bandara berkoordinasi dengan instansi terkait.

“Masing-masing otoritas harus berkoordinasi dengan instansi terkait. Contohnya jika turis tersebut harus over stay karena kejadian erupsi Gunung Agung, maka imigrasi harus memberikan bantuan terkait perpanjangan visa turis tersebut. Untuk kelancaran barang-barang bantuan saya minta agar berkoordinasi dengan Bea Cukai,” ujar Budi Karya.

Hadir pada rapat koordinasi perwakilan dari Sekretaris Ditjen Perhubungan Udara Praminto Hadi, Otoritas Bandara Ngurah Rai Herson, Plt. Ditjen Perhubungan Darat Hindro Surahmat, Direktur Utama PT. Angkasa Pura I Danang Baskoro, Direktur Utama AirNav Novie Riyanto, dan perwakilan maskapai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com