Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta tentang Turis China yang Bisa Dimanfaatkan Pariwisata Indonesia

Kompas.com - 27/09/2017, 21:04 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian PariwisataI Gde Pitana, mengatakan bahwa tidak semua anggapan negatif tentang turis China itu benar. Bahkan, banyak fakta tentang turis China yang bisa dimanfaatkan untuk pariwisata Indonesia.

"Dikatakan turis China itu medit, pengeluarannya itu kecil. Stop dulu. Mereka punya sifat-sifat khusus yang sudah kita pelajari dengan dalam," ujar Pitana saat konferensi pers Rakornas Pariwisata III di Jakarta, Selasa (26/9/2017).

BACA: Cerita Wakil Wali Kota Manado tentang Kotanya Kebanjiran Turis China

Pitana menerangkan karakter yang pertama ialah sangat selektif memilih penerbangan yang murah. Selain itu, dalam hal penginapan, turis China lebih memilih untuk tidak mengeluarkan bujet banyak.

"Mereka sangat wise dalam mencari pesawat, artinya cari yang murah. Sangat wise juga saat mencari kamar, mencari kamar yang value pamandangannya tinggi. Tapi dia sangat royal ketika berbelanja, juga tak kalah saat mereka kuliner," ungkap Pitana.

Wisatawan usai mengunjungi Pulau Penyu, di Tanjung Benoa, Bali.EKA JUNI ARTAWAN Wisatawan usai mengunjungi Pulau Penyu, di Tanjung Benoa, Bali.
Dari data Kementerian Pariwisata, pengeluaran turis China sebanyak 1.057 dollar AS per orang per kunjungan. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan pengeluaran wisman Singapura yang sebesar 680 dollar AS, dan pengeluaran wisman Malaysia yang sebesar 690 dollar AS per orang per kunjungan.

"Justru lebih besar total pengeluaran rata-ratanya dari tetangga-tetangga sekitar," ujarnya.

BACA: Turis China Terpukau Perpaduan Budaya Sulut di Festival Imlek

Oleh karena itu, Pitana menyimpulkan bahwa ragam wisata yang kaya akan kuliner dan wisata belanja sangat layak dipromosikan ke China. Sampai saat ini, menurutnya paling tidak ada 13 kegiatan promosi Wonderful Indonesia di China, yaitu di Shanghai, Guangzhou, dan Beijing.

"Di samping offline, khusus untuk China kita melakukan promosi online juga, di Caidu, C-trip, dan Wechat. Makanya pertumbuhannya bisa 45 persen hanya dari Januari sampai Juli 2017, jadi tahun ini saya proyeksikan lebih dari 2,2 juta. Ini yang paling luar biasa, belum ada sepanjang sejarah pertumbuhan wisman kita," ujar Pitana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com