BrandzView
Konten ini merupakan kerjasama Kompas.com dengan Blue Bird

Mengenal Taksi, Moda Transportasi yang Tak Lekang Dimakan Zaman

Kompas.com - 02/10/2017, 17:05 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com - Taksi, sudah sejak lama orang menyebutnya demikian. Ia merupakan satu dari sederet moda transportasi umum di kota besar Indonesia yang sudah hidup sejak 1970-an.

Karenanya, kendaraan beroda empat yang memiliki lampu di bagian atasnya—sebagai penanda siap memberi tumpangan— ini turut menjadi bagian dari sejarah Kota Jakarta.

Dari sekian pilihan transportasi publik, taksi masih ditempeli citra eksklusif hingga saat ini. Hal itu karena taksi punya cara sendiri untuk menakar ongkos perjalanan, yakni alat penghitung besaran biaya yang bernama argometer.

Nominal dalam argo adalah biaya buka pintu ditambah tarif per kilometer. Oleh karena itu, ongkosnya biasanya lebih besar dibandingkan angkutan umum lain.

Namun, hal itu setimpal dengan standar pelayanannya. Menggunakan taksi, penumpang selayaknya mendapatkan sopir pribadi yang sudah diuji kemampuannya, juga tak perlu berdesak-desakan sebagaimana menggunakan transportasi umum lain.

Berkeliling Jakarta pakai taksi argo

Jangan takut berkeliling Jakarta dengan taksi argo. Meskipun citra eksklusif masih menempel, harganya kini bersaing seiring dengan bertambahnya alternatif transportasi.

Lagi pula, taksi argo tak akan membebankan biaya lebih saat cuaca memburuk, ataupun jam sibuk, bahkan saat permintaan akan moda tersebut meningkat signifikan.

Selain itu, harga yang dibayarkan sudah termasuk standar perawatan yang baik. Oleh karena itu, keamanan dan kenyamanan penumpang selama perjalanan tetap terjaga.

Ilustrasi taksiShutterstock Ilustrasi taksi

Maka dari itu, wajar saat lembaga survei yang bermarkas di Inggris, Carspring, menempatkan Jakarta pada posisi kelima sebagai kota dengan ongkos taksi termurah dari 80 kota wisata di dunia.

Carspring sebagaimana dilaporkan China Daily, Sabtu (19/8/2017), menyebutkan bahwa survei tersebut didasarkan oleh tiga ukuran, yakni ongkos per kilometer, masa tunggu, dan ongkos dari bandar udara ke pusat kota.

Mencari inovasi sesuai kebutuhan

Berdasarkan survei dari MARS Indonesia pada 2012, pengguna taksi di Indonesia masih didominasi oleh pengguna di Jakarta dengan jumlah 32,4 persen. Posisi selanjutnya disusul Makassar dengan 27,8 persen, Semarang dengan 12,1 persen, serta Bandung 9,6 persen. Sisanya berada di Surabaya, Medan, dan Banjarmasin.

Riset itu juga menunjukkan persentase pengguna taksi dengan rentang usia 35-55 tahun mendominasi proporsi pengguna sebanyak 21,3 persen, disusul segmen usia usia 25-34 tahun dengan 21,1 persen.

Bisa diduga, alasan konsumen menggunakan taksi terkait dengan keamanan, kenyamanan, kemudahan pengantaran hingga sampai depan rumah, serta kapasitas yang tidak banyak (private) dibandingkan dengan angkutan umum seperti bus kota atau minibus.

Lalu, bagaimana nasibnya saat alternatif transportasi bertambah?

Hampir setengah abad beroperasi, jumlah taksi argo menjadi besar seiring dengan perkembangan zaman, terutama di Jakarta. Bahkan, di tengah gempuran layanan transportasi online, keberadaannya masih jadi perhitungan publik.

Alasannya tak lepas dari inovasi yang terus diupayakan oleh manajemen perusahaan taksi agar pengguna mendapatkan manfaatnya.

Tadinya, pemesanan taksi argo hanya bisa dilakukan via telepon dan pemberhentian di jalan. Kini, perusahaan taksi argo menambah alternatif pesanan dengan menyediakan sarana aplikasi dalam smartphone.

Ilustrasi melakukan pemesanan taksi.stevanovicigor Ilustrasi melakukan pemesanan taksi.

Maka dari itu, calon penumpang tak perlu menghabiskan pulsa. Cukup berbekal data internet dan ponsel, taksi pun bisa menghampiri pemesan.

Lalu, saat Jakarta punya kebijakan pelat ganjil dan genap di jalan protokol, penumpang bisa mendapatkan alternatif jangkauan rute lebih banyak karena taksi argo memiliki pelat kuning. Dengan demikian, penumpang bisa menghindari macet.

Inovasi lainnya adalah cara pembayaran dengan beberapa opsi, termasuk pilihan non-tunai. Sebelumnya, cara ini dapat digunakan penumpang dengan memverifikasi kode kredit saat memesan via aplikasi.

Nah sekarang, cara yang sama dapat dipakai ketika penumpang mencegat taksi argo langsung di pinggir jalan. Jadi, penumpang tak perlu khawatir saat lupa membawa uang tunai karena dipermudah oleh fitur pembayaran tersebut.

Nah, kira-kira apa lagi inovasi taksi di masa depan yang sesuai dengan Jakarta?

Baca tentang

Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com