BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan RSPO

Lezat dan Tak Lengket di Tenggorokan, Ini Rahasia Martabak Pak Sopan!

Kompas.com - 03/10/2017, 07:27 WIB
Erwin Hutapea

Penulis

 

KOMPAS.com – "Rasanya manis dan gurih. Teksturnya kenyal dan gampang dikunyah. Trus, enggak lengket di tenggorokan waktu ditelan,” kata seorang ibu bernama Vivien.

Ia mengatakan hal tersebut setelah kali pertama mencicipi martabak manis yang dibelinya dari seorang pedagang martabak di pinggir Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur.

Martabak tersebut tak lain merupakan buatan Sopan Purnomo, seorang pedagang yang sudah mangkal di sana selama lebih dari 30 tahun atau tepatnya sejak 1982. 

"Waktu lihat wujudnya menggugah selera. Baunya juga harum. Makanya saya pengin beli. Ditambah lagi pinggirannya renyah, semuanya dicampur jadi rasa yang nikmat,” ucap dia lalu menyantap martabak itu lagi.

(Baca juga: Orangutan Terus Jadi Korban, Pebisnis Sawit Wajib Taat Aturan!)

Martabak manis dengan rasa keju yang dijual pedagang martabak Amri di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur.(Kompas.com/Erwin Hutapea) Martabak manis dengan rasa keju yang dijual pedagang martabak Amri di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur.


Rahasia Pak Sopan

Siapa yang tidak kenal dengan martabak? Banyak dijual di pinggir jalan, penganan ini merupakan salah satu kuliner yang terkenal di Tanah Air. 

Camilan yang dibuat dengan bahan dasar tepung terigu, gula pasir, telur, dan susu ini bisa disajikan dengan taburan yang bervariasi. 

Bahkan, saat ini muncul sejumlah merek martabak yang menawarkan taburan dari berbagai jenis cokelat yang beredar di pasaran.

Namun, tahukah Anda bahwa salah satu kunci kelezatan martabak manis ada pada margarin yang dioleskan? 

“Saat dioleskan ke martabak, margarin bisa meresap sampai ke dasarnya, apalagi dicampur butter. Wangi dan gurihnya pas,” ujar Sopan Purnomo atau Pak Sopan, Jakarta Timur, Minggu (6/8/2017).

Hal itu pula yang agaknya membuat martabak Pak Sopan berbeda, seperti dituturkan Vivien tadi.

Margarin sendiri memang terkesan lembut. Namun, menurut Pak Sopan, bahan olesan ini bisa disimpan di tempat biasa asalkan ditutup rapat. Tempatnya tidak harus bersuhu dingin, tetapi tidak boleh panas juga karena akan membuatnya meleleh. 

Adapun soal stok, pria yang sejak 1995 hingga kini dipercaya sebagai Ketua Paguyuban Martabak Selaras DKI Jakarta itu bercerita, selama ini ia mendapatkan margarin untuk martabaknya dari salah satu perusahaan produsen margarin di Indonesia. 

(Baca juga: Buktikan Peduli Lingkungan, Generasi Milenial Bisa Apa?)

Saat dikonfirmasi, seorang petinggi di suatu perusahaan produsen margarin tersebut membenarkan hal itu. 

Payaman Pandiangan, Head Quality Management-HSE Department Sinar Meadow, petinggi tersebut, mengatakan bahwa salah satu target bisnisnya adalah pedagang dan konsumen martabak.

“Penggunaan minyak dan margarin untuk martabak itu sangat banyak. Makanya kami bekerja sama dengan paguyuban pedagang martabak,” ucap Payaman saat ditemui Kompas.com.

Untuk diketahui, margarin terbuat dari lemak nabati kelapa sawit. Pembuatannya tergantung melting point (titik leleh) tertentu. Itulah yang membuat suatu makanan enak dimakan dan tidak tersisa di lidah.

Kedai martabak Amri milik Sopan Purnomo yang terletak di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur.(Kompas.com/Erwin Hutapea) Kedai martabak Amri milik Sopan Purnomo yang terletak di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur.

Bermitra dengan RSPO

Sinar Meadow juga memperhatikan bahan dasar berbagai produknya, antara lain margarin Mother’s Choice 2 kilogram. Bahan dasar itu berupa kelapa sawit yang diproduksi dengan memperhatikan faktor sosial kemasyarakatan dan komitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Hal ini bisa dilihat dari label RSPO berbentuk bulat daun kelapa sawit yang tertera di kemasan Mother’s Choice. Label itu berarti margarin berasal dari kelapa sawit ramah sosial dan ramah lingkungan bersertifikat RSPO.

(Baca juga: Petani-petani Sakti di Lahan Sawit? )

RSPO sendiri merupakan singkatan dari Roundtable on Sustainable Palm Oil. Ini merupakan lembaga nirlaba yang membuat standar produksi kelapa sawit berkelanjutan atau ramah sosial dan ramah lingkungan berskala internasional.

Lembaga ini bertujuan mengawasi industri kelapa sawit beserta semua pihak yang terlibat supaya mengaplikasikan industri kelapa sawit yang berkelanjutan (sustainable palm oil).

Anggota RSPO terdiri dari perusahaan dan lembaga swadaya masyarakat. Mereka bersama-sama membuat dan menerapkan standar untuk produksi sawit berkelanjutan, seperti yang akhirnya setelah diproses kemudian menjadi margarin di martabak Pak Sopan.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com