Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangkitkan Kuliner Daerah lewat Forum Komunikasi Kuliner Indonesia

Kompas.com - 06/10/2017, 10:19 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ragam kuliner Indonesia dari berbagai daerah seharusnya bisa lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Hal itulah yang mendasari pendeklarasian Forum Komunikasi Kuliner Indonesia (Forkomkulindo) di Yogyakarta, Rabu (4/10/2017).

Lahirnya Forkomkulindo menjadi salah satu target dalam acara Indonesia Culinary Conference & Creative Expo yang diselenggarakan oleh UGM dengan dukungan Badan Ekonomi Kreatif. Forum tersebut mengakomodir enam unsur yang bisa mengangkat kuliner Indonesia, yaitu pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, asosiasi/komunitas, media, dan penikmat kuliner.

(BACA: Dari Manakah Tradisi Makan Nasi Liwet Ramai-ramai?)

Sekretaris Utama Bekraf Mesdin Kornelis Sinamata mengatakan perkembangan kuliner sebagai salah satu sub sektor industri kreatif cenderung meningkat menjadi kontributor terbesar dalam pertumbuhan ekonomi kreatif, sebanyak 41,69 persen.

"Dengan potensi kuliner ini, dan forum komunikasi antar-sektor (Forkomkulindo) akan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan menyerap lapangan kerja, juga sarana strategis untuk promosi dan citra bangsa," tuturnya.

Tradisi makan nasi liwet beramai-ramai ternyata telah ada sejak lama. Di beberapa daerah, tradisi ini memiliki nama khusus. Seperti megibung di Bali, bancakan di Sunda, dan lain-lain.KOMPAS.com/Amir Sodikin Tradisi makan nasi liwet beramai-ramai ternyata telah ada sejak lama. Di beberapa daerah, tradisi ini memiliki nama khusus. Seperti megibung di Bali, bancakan di Sunda, dan lain-lain.
Salah satu akademisi, ahli gastronomi kuliner tradisional Indonesia, Murdijati Gardjito memandang sangat pentingnya forum komunikasi ini untuk bersinergi meningkatkan, harkat, martabat, dan manfaat dari kuliner Indonesia yang pada dasarnya sudah kaya, juga kuat dari sisi sejarah dan keilmuannya.

"Singkatnya ini sebagai lembaga gotong royong untuk membawa kuliner Indonesia ini ke tempat yang terhormat dan bermartabat, serta memberi kesejahteraan pada kita semua. Ini sesuatu yang kita butuhkan bersama, butuh komitmen dari kita semua, dalam lingkupnya masing-masing dan butuh koordinasi," kata Murdijati, profesor ahli kuliner Indonesia yang sudah membukukan banyak hasil penelitiannya.

(BACA: 5 Nasi Goreng Pinggir Jalan dengan Rasa Bintang Lima)

Sementara para akademisi teknologi pangan UGM sebagai inisiator forum tersebut, telah merumuskan salah satu tujuan dari forum ini sebagai wahana saling bertukar informasi dan pengalaman bagi pemangku kepentingan terkait ekonomi kreatif subsektor kuliner.

"Selain itu juga meningkatkan branding dan imaging kuliner Indonesia baik di tingkat lokal, nasional, dan global. Sebagai 'hub' pelaku usaha kuliner untuk berkumpul berdiskusi dan kerja sama," ujar Umar Santoso, profesor Tekologi Pangan UGM sebagai salah satu penggagas kepada KompasTravel, Rabu (4/10/2017).

Nasi Jamblang Ibad Otoy Cirebon.WWW.DOYANKULINER.COM Nasi Jamblang Ibad Otoy Cirebon.
Kegiatan Forkomkulindo

Berbeda dari ragam asosiasi profesi kuliner yang sudah banyak dibentuk, forum ini justru menaungi berbagai asosiasi tersebut. Seperti asosiasi pengusaha jasa boga, asosiasi chef, UMKM kuliner dan yang lainnya.

"Ini merupakan forum komuniasi sebatas memfasilitasi, dinamisator, dan motivator untuk pengembangan. Tapi harapannya yang take action itu masing-masing unsur stake holder yang menandatangani deklarasi. Seperti pemerintah bergerak mengambil ranah kebijakan kuliner, pelaku usaha giat berinovasi, media ikut mempublikasi, akademisi juga dengan keilmuannya menggenjot kuliner tadi. Nah forum inilah yang memfasilitasi-mewadahi, semua saling bergerak dalam wadah forum komunikasi ini," ungkap Umar.

Menurutnya langkah awal tentu menyempurnakan landasan-landasan berdirinya forum ini, seperti hak dan kewajiban anggota, pengurus dan yang lainnya. Untuk kegiatan besar dan umum, pihaknya telah merumuskan dua program besar.

"Acara yang sudah dirancang tadi, ada festival kuliner tahunan dari seluruh kuliner nusantara, unggulan daerahnya, dipamerkan, dan ada kegiatan edukasinya pada masyarakat," ujar Umar.

Hidangan khas Betawi di Hotel Santika Premiere Slipi Jakarta.KOMPAS.com/Silvita Agmasari Hidangan khas Betawi di Hotel Santika Premiere Slipi Jakarta.
Selain itu juga, lanjut Umar, tiap profinsi atau daerah akan diminta membuat anjungan atau tempat memperkenalkan kuliner unggulan daerah tersebut. Seperti Turis Information Centre (TIC) yang menempel ke dinas periwisata atau kantor lainnya, bahkan juga bisa ditempatkan di wisata unggulannya.

"Harapannya dinas pariwisata yang sangat erat dengan pariwisata dan kuliner, juga dinas ketahanan pangan bisa ikut berkontribusi. Dan berbagai stake holder tadi juga turut andil dalam acara tahunan tersebut," kata Umar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com