Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Beroperasi, Pabrik Gula Cepiring Kini Jadi Tempat Wisata

Kompas.com - 09/10/2017, 10:35 WIB
Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL, KOMPAS.com - Kalau kota Semarang mempunyai Lawang Sewu, yang dijadikan tempat wisata, maka Kabupaten Kendal di Jawa Tengah mempunyai Pabrik Gula Cepiring.

Bangunan kuno, yang didirikan oleh Belanda pada tahun 1835 ini sekarang telah menjadi tempat wisata baru yang murah.

Dengan hanya mengeluarkan uang Rp 5.000, pengunjung bisa menikmati bangunan pabrik kuno yang dulu dijadikan tempat produksi gula, dan juga rumah-rumah tua yang pernah dihuni oleh pegawainya.

(BACA: Tak Hanya Berwisata, Bus Tingkat di Semarang Bagus untuk Selfie)

Lokasi pabrik gula Cepiring yang luasnya sekitar 26 hektar memang strategis. Sangat mudah ditempuh. Sebab terletak di pinggir jalan raya Cepiring. Kalau dari kota Kendal, dengan naik bus, cukup mengeluarkan uang Rp 3.000.

Menurut, Humas Pabrik Gula Cepiring, Artur Alexander Thies, pabrik gula Cepiring sudah berhenti beroperasi sejak akhir 2015. Selama hampir 2 tahun itu, pihaknya tidak ada pemasukan. Kemudian muncullah ide untuk membuka agrowisata.

“Tanggal 1 Oktober kemarin, tempat wisata pabrik gula resmi kami buka,” kata Artur.

(BACA: Menikmati Indahnya Curug Jeglung di Kendal)

Setelah dibuka, hasilnya cukup baik. Sebab tidak cuma masyarakat Kendal yang datang ke tempat wisata pabrik gula, tapi juga dari luar kota, bahkan wisatawan asing.

Menurut Artur, ada juga turis asing dari Belanda yang datang untuk napak tilas. Sebagian besar menanyakan dan melihat tempat leluhurnya tinggal atau bekerja.

“Kalau wisatawan lokal, kebanyakan hanya menikmati bangunan kuno dan swafoto dengan latar belakang bangunan kuno,” ujarnya.

Selain wisata heritage, lanjut Artur, pihaknya juga menawarkan wisata edukasi bagi wisatawan yang ingin mengetahui proses pembuatan gula kristal.

Wisatawan bisa juga melihat Tradisi Wiwitan yakni mengarak pengantin tebu terbuat dari batang tebu yang didandani seperti layaknya pengantin suami-istri. Tradisi ini diadakan saat mau mengawali menggiling tebu.

“Di sini, juga ada fasilitas yang bisa dinikmati para wisatawan. Mulai kolam renang, taman bermain, gedung serbaguna, sport center, dan lain sebagainya,” terangnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com