Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Komentar Penumpang, Pertama Kali Naik Bus Tingkat Wisata Semarang

Kompas.com - 09/10/2017, 13:28 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Berbagai tanggapan hadir setelah pertama kali menikmati wisata keliling Semarang menggunakan bus tingkat. Bus double decker yang mulai beroperasi Senin (2/10/2017) tidak memungut biaya dari wisatawan yang ingin menikmatinya.

Meski gratis, wisatawan tetap bisa menikmati berbagai fasilitas di bus yang membuatnya nyaman. Bahkan ada yang menilai dari sisi fasilitas bus tak kalah dari bus city tour Jakarta.

(BACA: Tak Hanya Berwisata, Bus Tingkat di Semarang Bagus untuk Selfie)

Namun, bukan berarti wisata dengan bus tingkat pertama di Semarang ini tanpa kekurangan. Berbagai saran dan masukan juga tersurat dari para wisatawan saat KompasTravel mencoba bus ini, Jumat (6/10/2017).

Konsep wisata kota terbaru di Semarang ini disambut antusiasme tinggi dari wisatawan lokal maupun luar Semarang. Terlihat dari tiket yang capat ludes, rata-rata setengah sampai satu jam sebelum keberangkatan.

Wisatawan yang mengikuti trip bus tingkat wisata keliling Semarang ini dari berbagai kalanagan, pada Jumat (6/9/2017) banyak wisatawan yang berangkat bersama keluarga dan sanak saudaranya. Tersedianya fasilitas bagi disable dan manula menjadikan bus ini ramah untuk berbagai kalangan.KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Wisatawan yang mengikuti trip bus tingkat wisata keliling Semarang ini dari berbagai kalanagan, pada Jumat (6/9/2017) banyak wisatawan yang berangkat bersama keluarga dan sanak saudaranya. Tersedianya fasilitas bagi disable dan manula menjadikan bus ini ramah untuk berbagai kalangan.
Namun antusiasme masyarakat tersebut dinilai belum dibarengi dengan kesiapan sistem tiket dari penyelenggara. Beberapa wisatwan mengeluhkan sistem pembagian tiket yang belum teratur, dan masih membingungkan.

(BACA: Tertarik Wisata Keliling Semarang dengan Bus Tingkat? Ini Caranya...)

"Loketnya belum ada, jadi rebutan dan habis duluan. Harapannya ke depan diperbaiki lagi bukan dibuat bus baru, karena dulu sempet ada kan bus keliling Semarang juga," ujar Erna, wisatawan dari Semarang kepada KompasTravel.

"Pengambilan tiketnya harus dari jauh-jauh waktu, kadang jam 07.00 udah habis. Belum ada loket juga, jadi antrenya belum rapi, sedangkan pengambilannya hanya di sini," kata Yusuf, salah satu anggota Bus Mania Community yang sengaja menjajal bus terbaru ini.

(BACA: Tak Kalah dari Mpok Siti, Ini Fasilitas Bus Tingkat Wisata Keliling Semarang)

Ia berharap ke depan disediakan loket atau opsi memperoleh tiket lainnya. Juga ketika tiket untuk jam tertentu habis, harapannya ada papan pemberitahuan di depan gerbang Museum Mandala Bhakti, sehingga tidak terlanjur memarkirkan kendaraan.

Salah satu wisatwan disable yang ikut wisata keliling Semarang dengan bus tingkat, Jumat (6/9/2017). Tersedianya fasilitas bagi disable dan manula menjadikan bus ini ramah untuk berbagai kalangan.KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Salah satu wisatwan disable yang ikut wisata keliling Semarang dengan bus tingkat, Jumat (6/9/2017). Tersedianya fasilitas bagi disable dan manula menjadikan bus ini ramah untuk berbagai kalangan.
Selain itu, kepadatan di pembagian tiket juga dinilai karena etika wisatawan yang belum tertib, meski sudah ada peraturannya.

"Harusnya kan udah ada peraturan satu KTP untuk dua orang, ya dua orang dong yang antre. Tapi tadi ada yang satu orang ngembil enam tiket buat keluarganya, harusnya enam-enamnya ikut antre, gak bisa titip-titip gitu," ujar Sri Kartini.

Sedangkan taggapan terkait fasilitas bus, beberapa wisatawan merasa cukup puas. Bus dengan mesin Scania dan desain karoseri Indonesia NusGem ini dinilai cukup bisa mengakomodir kepuasan wisatawan.

"Pokoknya kalau dari bus udah memuaskan, fasilitas bagus, hanya SDMnya aja ditambah, juga sistemnya diperbaiki. Kalau bisa armada ditambah dan rute juga jadi beragam, bisa ke Marina," ungkap Ida, wisatawan dari Semarang kepada KompasTravel.

"Fasilitas sudah enak, memuaskan gak kalah dari Jakarta. Cuma kalau jumlah armadanya kurang, bisa diperbanyak mengajukan ke sponsor-sponsor besar seperti di Jakarta dari CSR dan lain-lain. Sama tinggal kesiapan SDMnya dipermantap, seperti tiket," ujar Junaedi, salah satu wisatawan yang datang dari Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com