Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atambua, Kota Konser Cross Border

Kompas.com - 10/10/2017, 15:20 WIB

ATAMBUA, KOMPAS.com - Terinspirasi sukses Slank, Cokelat dan Jamrud di konser cross border di perbatasan Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) Kementerian Pariwisata tak mau berhenti menarik wisatawan mancanegara (wisman) Timor Leste.

Menggandeng Kefa Music Community (KAMY), konser cross border kembali digelar di tiga pintu masuk di sekitar Atambua, yakni Haumeni Ana (5 Oktober), Napan (7 Oktober), dan Wini (16 Oktober).

Konser ini makin memantapkan Atambua sebagai Kota Konser Cross Border. Baru digelar di dua lokasi saja, sudah mampu 2000-an penonton dan ratusan datang dari negeri Timor Leste.

Sekretaris Dinas Pariwisata Timor Tengah Utara (TTU) Yohanes mengatakan, sejak pagi pukul 09.00 WIT, penonton sudah menantikan band rock Brothers Band dan Timor Band yang sudah terkenal di NTT.

(BACA: Konser Wonderful Indonesia di Atambua, Slank Ajak Timor Leste Datang)

Mereka datang dari seluruh penjuru desa dan juga dari negara tetangga Timor Leste melalui Pos Lintas Batas Negara di Wini yang ditempuh hanya dalam waktu 30 menit menggunakan kendaran bermotor.

"Apresiasi kami untuk Kementerian Pariwisata yang terus bekerja keras mewujudkan Atambua sebagai kota konser cross border. Acara ini juga sangat berarti secara ekonomi. yang memberikan pendapatan bagi masyarakat sekitar dan menggerakan roda ekonomi bagi warga setempat, sekali lagi terima kasih," ujar Yohanes, Sabtu (7/10/2017) dalam siaran pers Kementerian Pariwisata.

Sebelum konser dimulai, Tari Tebe, yang merupakan tarian khas NTT diperagakan masyarakat setempat bersama para band oenampil.

Kemudian hentakan musik dari Brothers Band membuat penonton mulai berduyun-duyun maju ke depan panggung. Semua terlihat senang menikmati alunan musik dari band daerahnya.

Berturut turut, tanpa henti Brothers Band membuat  penonton nampak sangat menikmati 11 lagu yang dibawakannya.

Begitu juga dengan Timor Band, grup yang sudah senior di NTT ini makin membuat penonton makin bersemangat, apalagi saat membawakan musik-musik rock, penonton makin berjingkrak-jingkrak.

"Halo warga Atambua, Kupang, Haumeni Ana, juga Timor Leste, kita semua bersaudara, selamat datang, salam Wonderful Indonesia," kata Charles, sang vokalis kepada penonton.

Kemenpar sumringah dengan pelaksanaan Konser Cross Border ini. Ternyata daerah mulai memahami potensi yang dimilikinya dengan berani menampilkan musisi-musisi dari daerahnya sendiri.

"Acara ini sukses menghibur masyarakat, ternyata juga bisa mendatangkan wisatawan dari Timor Leste," kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti yang didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Buatan Kemenpar Ni Putu Gayatri.

Esthy akan terus mendorong destinasi cross border sebagai market potensial di daerah perbatasan termasuk NTT yang berbatasan langsung dengan Timor Leste.

Warga melintasi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain di Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Senin (17/7/2017). PLBN itu berada di perbatasan NTT dengan Timor Leste. KOMPAS/DEWI INDRIASTUTI Warga melintasi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain di Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Senin (17/7/2017). PLBN itu berada di perbatasan NTT dengan Timor Leste.
Agenda berskala internasional terus digenjot dan didukung penuh untuk mendatangkan wisatawan demi target 20 Juta wisman pada tahun 2019.

Gayatri menambahkan, strategi yang akan dilakukan terkait cross border tourism adalah membuka direct route ke beberapa daerah pariwisata yang banyak diminati.

Selain itu mempermudah regulasi di setiap Pos Lintas Batas Negara, (PLBN). Terlebih di NTT terdapat PLBN yang sangat potensial untuk menggoda wisman Timor Leste untuk datang ke Indonesia.
 

"Ada 3 pintu masuk yang potensial di area perbatasan yaitu PLBN Motaain, Motamasin dan  Wini, sudah pasti akan banyak wisman masuk, tentu butuh koordinasi dengan pihak terkait," ujarnya.

Hingga bulan Desember, menurut Gayatri, Kemenpar memiliki beberapa kegiatan yang akan dilakukan setiap bulan. Hal itu untuk tetap mempertahankan kota Atambua sebagai kota festival.

Sudah ada komitnem dari Bupati TTU bahwa Atambua kota festival dan Kemenpar siap memfasilitas membantu keterbatasan daerah.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi kesuksesan cross border dengan mengadakan konser-konser, yang mendatangkan wisman asal Timor Leste.

Arief menyebut jika bahasa musik merupakan bahasa universal yang bisa dinikmati siapa saja. “Kuncinya adalah musik, seni-budaya, dan kuliner ini untuk menggaet pasar negara tetangga,” kata Arief Yahya. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com