Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sigit Pramono: Keinginan Warga Tegas, Tugu Papan Nama Bromo Dibongkar

Kompas.com - 13/10/2017, 21:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Beredar surat terbuka di berbagai grup pesan instan yang mengatasnamakan dari Sahabat Bromo dan Masyarakat Fotografi Indonesia yang memprotes pembangunan tugu papan nama di kawasan Bromo.

Surat itu memprotes bangunan tugu yang ada di lautan pasir Bromo dan di Bukit Teletubies (sebutan dari wisatawan untuk zona sabana berbukit-bukit) yang masuk dalam zona inti Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Surat protes ditujukan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan Menteri Pariwisata Arief Yahya.

"Melalui surat terbuka ini saya menyampaikan protes keras kami atas nama Sahabat Bromo, dan Masyarakat Fotografi Indonesia (termasuk kalangan fotografer landscape) atas tindakan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, yang telah membangun tugu besar di Laut Pasir Bromo dan di padang Sabana Bromo," papar Sigit Pramono, mewakili Sahabat Bromo yang juga Ketua Dewan Pembina Masyarakat Fotografi Indonesia.

Hingga Jumat (13/10/2017) sore, surat  terbuka itu belum ditanggapi dua kementerian terkait. "Belum ada yang merespons," katanya. 

Sigit mengatakan, keinginan anggota masyarakat sudah tegas yaitu agar tugu-tugu itu dibongkar. "Ya sebaiknya dibongkar. Sesederhana itu.  Selesai," kata Sigit.

Di masa yang akan datang, sebaiknya dalam pembangungan semacam ini melibatkan -masyarakat secara sungguh-sungguh. "Bukan basa-basi yang dibungkus dengan nana program sosialisasi," kata Sigit.

Baca juga: Dianggap Penghamburan Uang, Tugu Nama di Gunung Bromo Diprotes


Bankir dan pencinta Bromo

Sigit Pramono adalah seorang bankir penyuka fotografi yang jatuh hati dengan alam Bromo sejak lama. Ia pernah menjabat berbagai jabatan penting di sejumlah bank pemerintah maupun bank swasta.

Sigit membenarkan bahwa pihaknya berkirim surat kepada dua kementerian tersebut. 

"Betul, surat itu tadinya saya tulis di WA Group di mana ada saya dan Pak Hiramsyah (Hiramsyah S Thaib, Ketua Tim Percepatan Daerah Wisata Kementerian Pariwisata RI). Tetapi karena akhirnya beredar ke mana-mana maka saya ubah sekalian menjadi surat terbuka," kata Sigit. 

Sigit mengingatkan, Bromo adalah salah satu dari 10 destinasi prioritas tujuan pariwisata yang telah ditetapkan pemerintah. Karena itu, sudah sepatutnya pihak pengelola Bromo saat ini yaitu Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, mampu mengelolanya dengan standar pengelolaan taman nasional yang benar, berstandar internasional.

Baca juga: Sigit Pramono, Bank, Fotografi, dan Jazz Gunung

"Alih-alih meningkatkan pelayanan kepada wisatawan yang akhir-akhir ini telah membayar tiket masuk dengan tarif yang dinaikkan berlipat, mereka malah membangun tugu nama (signage ) di tengah-tengah obyek wisata. Tugu nama semacam ini tidak banyak manfaatnya, dan secara estetika kehadiran tugu- tugu itu sungguh aneh dan jelek di tengah alam Bromo yang begitu indah dan megah," papar Sigit.

Merusak estetika Bromo

Bagi kalangan masyarakat fotografer, kata Sigit, kehadiran tugu tersebut sangat disayangkan. Hanya merusak estetika alam Bromo. Keindahan alam Bromo yang terkenal di dunia internasional, justru bisa menjadi jatuh karena bangunan artifisial tersebut.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com