Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Para Pengusaha Bolu Batik Lokal untuk Pemerintah

Kompas.com - 14/10/2017, 15:04 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengajar dan pengusaha bolu gulung batik asal Depok, Siswaty Elfin Bahtiar (58), menaruh harapan terhadap perkembangan bolu gulung batik di Indonesia. Promosi dan pembinaan terhadap pelaku bisnis bolu gulung batik sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi pengusaha luar negeri yang menggunakan budaya Indonesia untuk dijual.

Salah satu langkah yang diharapkan seperti kesempatan melakukan promosi di luar negeri. Siswaty menyebut program pertukaran budaya ke luar negeri bisa meningkatkan kepopuleran bolu gulung batik.

"Masukkanlah kami ke salah satu pertukaran budaya ke luar negeri. Jangan saja material dan furnitur terus. Yang rendah-rendah saja dulu. Selain bantu itu kan bisa bantu perekononomian pembuat bolu," kata Siswaty saat ditemui KompasTravel beberapa waktu lalu.

Siswaty Elfin Bahtiar bersama siswa binaannya di SMKN 2 Depok, Jawa Barat menjuarai Lomba Cipta Kreasi Resep (LCKR) yang diselenggarakan Bogasari beberapa waktu lalu. Kreasi resep yang mendapatkan juara tersebut memadukan antara kuliner Nusantara dengan sejarah batik.Dok. Siswaty Elfin Bahtiar Siswaty Elfin Bahtiar bersama siswa binaannya di SMKN 2 Depok, Jawa Barat menjuarai Lomba Cipta Kreasi Resep (LCKR) yang diselenggarakan Bogasari beberapa waktu lalu. Kreasi resep yang mendapatkan juara tersebut memadukan antara kuliner Nusantara dengan sejarah batik.
Siswaty menambahkan event-event promosi bolu gulung batik diperlukan untuk menegaskan posisi Indonesia. Menurutnya, hal itu perlu sebelum kuliner-kuliner Indonesia ramai dibuat oleh negara lain.

"Tak mesti bolu, bisa wingko. Ini belum saja kebakaran jenggot. Nanti kalau ada wingko Malaysia, Wingko Singapura nanti ramai. Ke mana orang kita? Buatlah event-event itu," jelasnya.

BACA: Kisah Panjang Siswaty, Pengajar Bolu Batik Asal Depok

Keprihatinan Siswaty terhadap pemerintah adalah salah satu hal yang melatarbelakangi harapannya. Siswaty menceritakan beberapa waktu lalu, ia bersama siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Depok pernah menjuarai Lomba Cipta Kreasi Resep (LCKR) yang diselenggarakan oleh Bogasari.

"Setelah bolu batik kami menang di lomba Bogasari menang, tak dilirik. Juara nasional padahal. Harusnya Depok bangga. Setelah Singapura viral, baru dilirik oleh media. (Pemerintah) coleklah kami. Pembinaan boleh," ujarnya.

Siswaty Elfin Bachtiar memamerkan karya bolu batik buatannya saat ditemui KompasTravel di Depok, Jawa Barat, Selasa (10/10/2017). Siswaty mengaku bisa membuat bolu dengan motif batik dari Aceh hingga Papua.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Siswaty Elfin Bachtiar memamerkan karya bolu batik buatannya saat ditemui KompasTravel di Depok, Jawa Barat, Selasa (10/10/2017). Siswaty mengaku bisa membuat bolu dengan motif batik dari Aceh hingga Papua.
Siswaty juga tak mempermasalahkan penambahan modal untuk mengembangkan bolu gulung batik. Siswaty bermimpi bisa membuat pusat pendidikan bolu gulung batik kecil untuk membina pelaku-pelaku bisnis kuliner.

"Saya buka kursus di rumah itu maksimal enam orang. Itu sedih. Saya ajarkan mereka di ruang keluarga. Itu kan sangat mengganggu privasi keluarga. Saya inginnya ada satu ruangan khusus. Kalau untuk modal, tak perlu. Bantuan UKM itu berhutang, kalau disuruh berhutang ya berhutang. Lebih ke pembangunan satu tempat dan perlengkapannya saja," ujarnya.

Suatu saat Siswaty bermimpi bolu gulung batik bisa laris seperti pizza dan sushi. Nantinya, ia juga berharap bolu gulung batik bisa menjadi teman untuk menikmati kopi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com