JAKARTA, KOMPAS.com - Pengajar dan pengusaha bolu gulung batik asal Depok, Siswaty Elfin Bahtiar (58), menaruh harapan terhadap perkembangan bolu gulung batik di Indonesia. Promosi dan pembinaan terhadap pelaku bisnis bolu gulung batik sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi pengusaha luar negeri yang menggunakan budaya Indonesia untuk dijual.
Salah satu langkah yang diharapkan seperti kesempatan melakukan promosi di luar negeri. Siswaty menyebut program pertukaran budaya ke luar negeri bisa meningkatkan kepopuleran bolu gulung batik.
"Masukkanlah kami ke salah satu pertukaran budaya ke luar negeri. Jangan saja material dan furnitur terus. Yang rendah-rendah saja dulu. Selain bantu itu kan bisa bantu perekononomian pembuat bolu," kata Siswaty saat ditemui KompasTravel beberapa waktu lalu.
"Tak mesti bolu, bisa wingko. Ini belum saja kebakaran jenggot. Nanti kalau ada wingko Malaysia, Wingko Singapura nanti ramai. Ke mana orang kita? Buatlah event-event itu," jelasnya.
BACA: Kisah Panjang Siswaty, Pengajar Bolu Batik Asal Depok
Keprihatinan Siswaty terhadap pemerintah adalah salah satu hal yang melatarbelakangi harapannya. Siswaty menceritakan beberapa waktu lalu, ia bersama siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Depok pernah menjuarai Lomba Cipta Kreasi Resep (LCKR) yang diselenggarakan oleh Bogasari.
"Setelah bolu batik kami menang di lomba Bogasari menang, tak dilirik. Juara nasional padahal. Harusnya Depok bangga. Setelah Singapura viral, baru dilirik oleh media. (Pemerintah) coleklah kami. Pembinaan boleh," ujarnya.
"Saya buka kursus di rumah itu maksimal enam orang. Itu sedih. Saya ajarkan mereka di ruang keluarga. Itu kan sangat mengganggu privasi keluarga. Saya inginnya ada satu ruangan khusus. Kalau untuk modal, tak perlu. Bantuan UKM itu berhutang, kalau disuruh berhutang ya berhutang. Lebih ke pembangunan satu tempat dan perlengkapannya saja," ujarnya.
Suatu saat Siswaty bermimpi bolu gulung batik bisa laris seperti pizza dan sushi. Nantinya, ia juga berharap bolu gulung batik bisa menjadi teman untuk menikmati kopi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.