Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tobatnya Seorang Perusak Karang di Raja Ampat

Kompas.com - 24/10/2017, 19:04 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

WAISAI, KOMPAS.com - Hari demi hari ia lewati dengan penebusan dosa masa lampaunya. Kini canda tawa anak-anak saat pelajaran konservasi menjadi energi baru bagi kehidupannya.

Nixon, pria berusia kepala empat itu kini getol memberikan teladan pada anak-anak soal konservasi. Ia pun jadi salah satu pionir tersusunnya kurikulum konservasi untuk sekolah-sekolah di Raja Ampat.

Baca juga : Ini Petunjuk Melihat Pari Manta Dari Dekat di Raja Ampat

Tak hanya mengajar muatan lokal tentang konservasi di sekolah-sekolah, Nixon juga menyulap rumahnya jadi taman belajar khusus pengetahuan alam. Tentunya sembari mengajarkan nilai-nilai luhur konservasi.

"Di samping kita mengajar juga kita harus menberikan dorongan semangat, bahwa alam itu milik mereka dan harus dirawat. Terutama saat kita ajak langsung ke alam, dan menjelaskan betapa banyak manfaat dan keindahannya," ungkap Nixon pada KompasTravel saat berkunjung ke SD Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Raja Ampat, Jumat (20/10/2017).

Garis depan koservasi

Kini selama seminggu, tak kurang dari lima tempat yang disinggahi Nixon untuk mengajar. Ada Pulau Kofiau sebagai tempat tinggalnya, Kampung Deer, Tolobi, dan Kampung Awat. Nixon mengajar di berbagai tempat mulai dari sekolah, rumah, gereja, dan tempat berkumpul anak dan pemuda kampung.

Nixon, pengajar lingkungan hidup di Raja Ampat yang giat suarakan konservasi pada anak sekolah.KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Nixon, pengajar lingkungan hidup di Raja Ampat yang giat suarakan konservasi pada anak sekolah.
Hal itu Nixon lakukan sejak 2006, dengan pedoman dari buku-buku konservasi sekadarnya. Setahun kemudian barulah ia coba menyusun formula pengajaran, dan mengajarkan pada anak-anak dengan beberapa guru lain, termasuk sekolah Yapis tersebut.

Nixon tahu betul, anak-ana lah yang nanti akan mengemban tanggung jawab keindahan Raja Ampat setelah generasinya. Daya serap anak yang masih kuat, membuatnya melakukan beragam cara yang mengasyikkan seperti menggambar, berpuisi, berpetualang di alam, hingga menonton film.

"Banyak cara untuk menjelaskan ke anak-anak itu, kita bisa lewat banyak metode yang mengasyikkan untuk masukan itu nilai-nilai konservasi alam," katanya.

Baca juga : Berapa Minimum Biaya Diving untuk Pemula di Raja Ampat?

Nixon menceritakan kisah lampaunya yang kelam di balik indahnya batuan karang Raja Ampat. Hal-hal seperti mengambil biya di karang menggunakan linggis, hingga meracuni ikan dengan sianida menjadi kegemarannya di masa lampau.

Penebusan dosa

"Saya terdorong untuk melakukan itu, saya juga dulu sebagai perusak, dan saya mengalami langsung akibat pengerusakan itu, makanya saya ingin menebus dosa," kata Nixon.

Nixon, pengajar lingkungan hidup di Raja Ampat yang giat suarakan konservasi pada anak sekolah.KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Nixon, pengajar lingkungan hidup di Raja Ampat yang giat suarakan konservasi pada anak sekolah.
Karang indah di depan kampungnya kini berubah jadi susunan beton untuk menahan abrasinyang kian hari semakin bertambah. Anak-anak tak bisa lihat lagi keindahan ikan-ikan yang dulu bermain di karang, pasokan ikan di dapur pun menurun.

Menghadapi tantangan terbera

Masa kelam Nixon ternyata tak hanya bisa menjadi pelajaran yang berharga, tapi juga jadi tantangan terberat hingga kini. Banyak temannya dahulu masih menganggapnya pembual, penghianat, dan munafik akan eksploitasi alam.

"Oh sering diacuhkan sama temen dulu, diteriakin pembohong, penipu, sampai dikejar-kejar juga pernah. Teman masih sulit menerima pemikiran ini," keluhnya.

Meski begitu Nixon yakin dan optimis terhadap generasi-generasi penerusnya yang bisa lebih bersyukur atas alam. Kini Nixon berikrar untuk terus berada di garis depan edukasi konservasi kepada masyarakat Raja Ampat, khususnya Distrik Kofiau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com