Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Praktisi soal Wisata Halal di DKI Jakarta

Kompas.com - 03/11/2017, 12:34 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno ingin mengembangkan halal tourism atau wisata halal di Jakarta. Rencana tersebut diucapkan di Balai Kota DKI
Jakarta, Kamis (2/11/2017).

Lantas, apa komentar Sapta Nirwandar, mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif?

"Wisata halal itu adalah wisata yang berdasarkan faedah Islam. Esensinya adalah pelayanan bagi pemeluk agama Islam yang menjalankan syariat agamanya," kata Sapta yang juga praktisi wisata halal serta Ketua Umum Halal Lifestyle Center saat diwawancara KompasTravel melalui telepon, Kamis (2/11/2017).

(Baca juga : Menpar: Jakarta Masuk Top 5 Pengembangan Wisata Halal di Indonesia)

Menurut Sapta, elemen wisata halal mencakup berbagai aspek. Mulai dari makanan, pelayanan ibadah, akomodasi, dan hiburan.

(Baca juga : Kompetisi Wisata Halal, Indonesia Geser Posisi Para Legenda)

Untuk mendapatkan label halal bagi elemen tersebut, lanjut Sapta, harus didapat dari sertifikasi oleh lembaga yang berwenang. Seperti Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Salah satu kedai di Phuket, Thailand memasang sertifikat halal agar wisatawan atau warga yang beragama muslim tidak ragu untuk mampir dan bersantap. Pemerintah Thailand tengah mengembangkan Phuket sebagai salah satu kawasan wisata ramah wisatawan muslim dengan mudah ditemuinya restoran dan hotel halal serta masjid.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Salah satu kedai di Phuket, Thailand memasang sertifikat halal agar wisatawan atau warga yang beragama muslim tidak ragu untuk mampir dan bersantap. Pemerintah Thailand tengah mengembangkan Phuket sebagai salah satu kawasan wisata ramah wisatawan muslim dengan mudah ditemuinya restoran dan hotel halal serta masjid.

Sapta menjelaskan jika sebenarnya wisata halal telah dipraktikkan oleh berbagai negara.
Seperti Malaysia, Thailand, Jepang, dan Korea. Sebutan lain dari wisata halal ini adalah muslim friendly.

"Pasar wisata halal ini besar sekali, karena banyak yang membutuhkan. Seperti Malaysia dapat 3,5 juta wisatawan muslim, Thailand 4 juta wisatawan, Indonesia cuma 2,2 juta atau 2,5 juta wisatawan muslim," kata Sapta.

Wisata halal, tambah Sapta, bukan berarti tertutup bagi wisatawan non muslim. Justru dengan wisata halal, ada dua pasar yang didapat yakni wisatawan muslim dan non muslim. Sehingga dapat memberi pemasukan yang lebih besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com