Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Kalah Menggemaskan, Ini Saudara Dekat Panda Raksasa di Taman Safari

Kompas.com - 05/11/2017, 17:07 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com – Panda yang merupakan hewan besar, gemuk, berwarna hitam-putih dan menggemaskan ternyata punya saudara dekat. Panda merah atau lebih terkenal dengan sebutan “rubah api” merupakan saudara dekat panda. Dinamakan "rubah api" karena perawakannya yang mirip rubah dan bulunya yang merah lebat seperti api menyala.

Keduanya masih dalam famili ursiadae atau beruang, juga genus carnivora. Hanya saja, keduanya lebih banyak memakan tumbuhan dan buah-buahan ketimbang daging di alamnya.

Baca juga : Serunya Menengok Panda, Hewan Menggemaskan di Taman Safari

Panda merah (ailurus fulgens), atau bisa disebut Red Panda ini juga merupakan hewan langka. Bentuknya jauh lebih kecil dengan Giant Panda atau panda raksasa. Dengan bobot hanya sekitar 10-15 kilogram, panda merah lebih bebas berlalu-lalang hingga memanjat dahan.

Seekor panda merah (Ailurus fulgens) asal China diperlihatkan di Istana Panda Indonesia, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/11/2017). Binatang langka berbulu merah  ini daerah persebarannya berada di Asia Tengah dan juga ditemukan di hutan pegunungan himalaya, Bhutan, India, Laos, Myanmar, dan Nepal.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Seekor panda merah (Ailurus fulgens) asal China diperlihatkan di Istana Panda Indonesia, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/11/2017). Binatang langka berbulu merah ini daerah persebarannya berada di Asia Tengah dan juga ditemukan di hutan pegunungan himalaya, Bhutan, India, Laos, Myanmar, dan Nepal.
Walaupun kecil, tampilan dan perilakunya tak kalah lucu dan menggemaskan dari panda raksasa. Panda merah memiliki bulu tebal berwarna merah kecoklatan, dan berkaki hitam. Ekornya panjang dengan 12 cincin merah dan coklat muda berselingan. Memiliki ciri khas muka yang bulat, berwarna putih, dengan garis merah kecoklatan dari mata ke mulutnya.

“Ga kalah lucu dia, lebih berani kalau liat manusia dibanding panda raksasa. Tapi tetap punya taring sama cakar, jadi hati-hati,” ujar Fallah, salah satu keeper atau pawang panda di Taman Safari Indonesia kepada KompasTravel, Rabu (1/11/2017).

Baca juga : Tak Hanya Panda, di TSI Anda Bisa Lihat Hewan Langka Ini di Kandangnya

Dengan daerah penyebaran di Asia Tengah, spesies ini juga ditemukan di hutan Pegunungan Himalaya, Bhutan, India, Laos, Myanmar, dan Nepal. Di alamnya mereka lebih berhubungan dekat dengan rakun dan musang ketimbang panda raksasa.

Seekor panda merah (Ailurus fulgens) asal China diperlihatkan di Istana Panda Indonesia, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/11/2017). Binatang langka berbulu merah  ini daerah persebarannya berada di Asia Tengah dan juga ditemukan di hutan pegunungan himalaya, Bhutan, India, Laos, Myanmar, dan Nepal.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Seekor panda merah (Ailurus fulgens) asal China diperlihatkan di Istana Panda Indonesia, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/11/2017). Binatang langka berbulu merah ini daerah persebarannya berada di Asia Tengah dan juga ditemukan di hutan pegunungan himalaya, Bhutan, India, Laos, Myanmar, dan Nepal.
Karena hidup di dataran tinggi, spesies ini juga termasuk yang sensitif terhadap panas dan tidak bisa hidup di suhu lebih dari 25 derajat selsius.

Di China Barat Daya, panda merah sering diburu karena bulu dan ekornya yang sangat bernilai tinggi. Biasanya bulu mereka digunakan untuk membuat topi. Panda merah diklasifikasikan dalam status “rentan” oleh IUCN sejak 2008, karena populasinya di alam bebas tinggal 10.000 ekor saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com