KULON PROGO, KOMPAS.com – Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Kris Susanto menyebut beberapa kendala saat mengembangkan pariwisata Kulon Progo. Ada perubahan-perubahan di masyarakat dalam faktor sosial, ekonomi, dan budaya terkait dengan pengembangan pariwisata.
“Saya sering koordinasi, tapi sumber daya manusianya masih kekurangan, masih sangat lemah dengan penyiapan, penerimaan, dan pelayanan,” kata Krissusanto saat ditemui di Kantor Pemda Kabupaten Kulon Progo, Jumat (3/11/2017).
Ia melanjutkan Pemerintah Daerah Kulon Progo harus dengan ekstra memberikan pengajaran pada masyarakat mengingat keadaan sumber daya manusia yang terbatas. Kendala-kendala yang dihadapi, lanjutnya, seperti kefasihan bahasa, kepemilikan sertifikasi untuk pemandu wisata, transportasi dan jalur tempuh ke daerah Kulon Progo yang cukup terjal.
(Baca juga : Antisipasi Kunjungan Wisatawan, Kulon Progo Siapkan Homestay dan Hotel )
“Memang tantangan kami di Kulon Progo juga transportasi untuk jalannya. Seperti di jalur Bedah Menoreh itu kan ada beberapa ruas yang menggunakan kendaraan khusus,” kata dia.
Kulon Progo merupakan salah satu Kabupaten yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya sendiri sekitar 25 kilometer dari pusat kota Jogja.
(Baca juga : Jalur Bedah Menoreh Kulon Progo Ditargetkan Selesai pada 2022)
Secara administratif di Kabupaten Kulon Progo ada sekitar 12 kecamatan, 87 desa, dan satu kelurahan. Jumlah penduduknya sendiri sekitar 470 jiwa.
Adapun penduduk di Kulon Progo, rata-rata memiliki mata pencahariannya di sektor wisata. Beberapa desa wisata yang ada di Kulon Progo diantaranya, Desa Wisata Banjarasri, Banjaroya, Jatimulyo, Kalibiru, Nglinggo, Purwoharjo, Sidorejo, Sermo, Sidoharjo, dan Purwosari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.