JAKARTA, KOMPAS.com - Country CEO AXA Indonesia yang juga President Director AXA General Indonesia, Paul Henri Rastoul mengatakan kesadaran turis Indonesia untuk mengasuransikan perjalanannya masih rendah.
Hal itu tersebut dikatakannya saat menjadi salah satu pembicara di ajang Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2018 yang diinisiasi oleh Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar) beberapa waktu lalu.
"Indonesia baru mencakup lima persen kesadaran masyarakatnya dalam mengambil asuransi perjalanan. Masih di bawah Singapura 75 persen dan Malaysia 20 persen," ujar Paul Henri dalam siaran pers yang diterima KompasTravel.
(Baca juga : 6 Hal yang Wajib Anda Tahu soal Asuransi Perjalanan )
Data menyebutkan pada tahun 2016 jumlah masyarakat Indonesia yang bepergian ke luar negeri mencapai tujuh juta orang atau meningkat enam persen dibanding tahun 2015.
Sementara hingga pertengahan tahun 2017, jumlah masyarakat Indonesia yang bepergian di lingkup domestik telah mencapai 200 juta orang. Sementara, target pemerintah hingga akhir tahun 2017 mencapai 265 juta orang.
(Baca juga : Pentingnya Asuransi Perjalanan Saat Terjadi Teror di Negara Tujuan )
"Angka tersebut tentunya menjadi peluang, hanya saja PR-nya adalah edukasi market. Selama ini masyarakat Indonesia membeli asuransi perjalanan hanya untuk melengkapi persyaratan visa," kata Paul.
(Baca juga : Asuransi Perjalanan, Perlu atau Tidak?)
"Tapi juga pengalaman yang tidak menyenangkan yang mungkin didapat konsumen saat bepergian," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.