Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olahan Kerang dari Pesisir Maluku Ini Tak Kalah dengan Rendang

Kompas.com - 17/11/2017, 06:09 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Melancong ke Provinsi Maluku, jangan hanya mengunjungi ragam wisata pantainya. Daerah yang dulu amat terkenal dengan rempahnya ini memiliki racikan kuliner yang juga istimewa.

Melimpahnya hasil laut, membuat Maluku memiliki beragam olahan hasil laut. Beberapa yang favorit ialah ikan kuah kuning, dan rwbia.

Rwbia sendiri berasal dari kerang atau bia yang melimpah di berbagai pantai Maluku. Masyarakat mengolahnya dengan berbagai macam rempah dan mejadi panganan sehari-hari bersama papeda ataupun ubi kayu (singkong).

(Baca juga : Syukuran Nikah Kahiyang, Saatnya Wisata Kuliner di Kampung Halaman Bobby)

KompasTravel menemukan kuliner Ambon, rwbia, di deretan tenda kuliner Pantai Natsepa, Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Ambon. Di sana, rwbia dijajakan dengan singkong rebus dan kue talam sebagai pendampingnya.

Saat KompasTravel pertama kali mencicipi rwbia, langsung teringat akan racikan rempah minang yang kaya. Bumbu rwbia juga kaya akan kelapa, aren, jintan, kunyit, dan rempah lainnya yang menyatu di mulut.

(Baca juga : Itinerary Satu Hari Berkeliling Kota Ambon)

"Rwbia ini biasa jadi lauk sehari-hari masyarakat pesisir Maluku, karena kerangnya banyak didapat di sini," ungkap Dina Suitela (41), perempuan yang menjajakan hidangan tersebut kepada KompasTravel, di sela-sela acara Culture and Culinary Trip, PT. JAS Airport Service, Minggu (12/11/2017).

Wanita yang akrab disapa Mama Dina itu menjelaskan, rwbia bisa dibuat dengan kerang apa pun, biasanya berbeda di tiap daerah pesisir, tergantung jenis kerang yang banyak di daerah tersebut.

Kerang atau bia yang diolah dengan racikan rempah khas Maluku, bernama rwbia. Dapat ditemukan di beberapa daerah pesisir Ambon.KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Kerang atau bia yang diolah dengan racikan rempah khas Maluku, bernama rwbia. Dapat ditemukan di beberapa daerah pesisir Ambon.
Meski menjadi panganan sehari-hari, ternyata membuatnya tidak mudah. Kerang memang hanya dicuci bersih dan direbus hingga matang. Namun, bumbu rampah yang diracik, cukup banyak mulai aneka bawang, kunyit, cabe, jintan, ketumbar, santan, dan kelapa parut.

"Kelapa yang digunakan namanya jenis kelapa manta yang tidak terlalu kering, disangrai selama dua jam. Santannya yang dipakai cuman yang kentalnya saja, setelah disaring yang cairnya dipisahkan, biar lezat," ungkapnya. 

Rasanya pun gurih sedikit pedas, seperti bumbu-bumbu minang, hanya aplikasinya di makanan laut. Dari bumbu-bumbu itu, sensasi gurih hidangan laut berupa kerang itu membuat makin terasa.

Salah satu kunci agar hidangan yang menggunakan banyak unsur kelapa ini awet, Dina menggunakan cuka dan gula aren untuk bahan pengawet alaminya.

Oleh karena itu, hidangan ini tahan hingga satu minggu diluar kulkas. Sedangkan di dalam kulkas bisa satu bulan, lalu digoreng lagi agar lebih sedap.

Satu porsi lauk ini dijual di seharga Rp 15.000, ukurannya satu piring kecil penuh. Dina menjualnya menggunakan tempat kotak plastik, di Pantai Natsepa. Selain itu, hidangan ini juga biasa dijual di beberapa resto pesisir, atau sentra kuliner pesisir lainnya.

Penasaran dengan kelezatannya, yuk coba kunjungi pantai-pantai indah di Pulau Ambon.

********************

Mau paket wisata gratis ke Thailand bersama 1 (satu) orang teman? Ikuti kuis kerja sama Omega Hotel Management dan Kompas.com dalam CORDELA VACATION pada link INI. Hadiah sudah termasuk tiket pesawat (PP), penginapan, dan paket tur di Bangkok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com