Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akses dan Bahasa Jadi Kendala Sulsel Kembangkan Pariwisata

Kompas.com - 24/11/2017, 10:51 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com – Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sulawesi Selatan, Didi Leonardo Manaba mengatakan ada beberapa kesulitan dalam mengembangkan pariwisata di Sulawesi Selatan.

“Kita memiliki kendala (saat mengembangkan pariwisata), pertama adalah aksesnya,” kata Didi saat ditemui dalam acara Celebes Travel Mart 2017, di Grand Clarion Hotel, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (22/11/2017).

Ia menjelaskan, aksesibiltas di Sulawesi Selatan sendiri masih kurang. Misalnya saja ketika ingin memasarkan wisata di Toraja. Kebanyakan wisatawan datang dari Makassar. Namun, jika melalui jalur darat dari Makassar ke Toraja tentu membutuhkan waktu tempuh yang lebih lama.

(Baca juga : Lolai, Magnet Baru Wisata Toraja)

Oleh sebab itu, menurut Didi, melalui Celebes Travel Mart (CTM) 2017 akan dibuat paket-paket wisata semenarik mungkin yang juga dengan memperhitungkan aksesnya.

Adapun CTM adalah pameran wisata antar-pengusaha (business to business) yang diselenggarakan di Sulawesi. Berbeda dengan CTM di tahun-tahun sebelumnya, di CTM 2017 ini akan menonjolkan seluruh destinasi wisata yang ada di Sulawesi.

(Baca juga : Anak Hiu Menjadi Daya Tarik Wisata di Taka Bonerate)

Selain itu juga ada kendala pada pemandu wisata. Didi mengatakan, Asita Sulsel akan bekerja sama dengan operator tur dari China. Sehingga ke depannya akan mendatangkan wisatawan dari China dengan target 1.000 wisatawan dalam satu tahun.

Museum Ne? Gandeng, salah satu obyek wisata di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Gambar diambil Senin (17/11/2014).KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Museum Ne? Gandeng, salah satu obyek wisata di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Gambar diambil Senin (17/11/2014).
“Antisipasi wisatawan dari China ya kendalanya ada di guide. Kita membutuhkan adanya pelatihan khusus bahasa China, karena kan nggak semua (wisatawan dari China) bisa bahasa Inggris. Jadi di sini harus belajar bahasa China,” katanya.

Dengan demikian, Didi berharap adanya kerja sama dengan pihak penerbangan untuk bisa membuka rute penerbangan baru atau pun penerbangan carter.

Sementara soal pelatihan bahasa pada pemandu wisata, Didi akan mencoba bekerja sama dengan pemandu wisata dari daerah lain, seperti halnya dari Bali.

********************

Mau paket wisata gratis ke Thailand bersama 1 (satu) orang teman? Ikuti kuis kerja sama Omega Hotel Management dan Kompas.com dalam CORDELA VACATION pada link INI. Hadiah sudah termasuk tiket pesawat (PP), penginapan, dan paket tur di Bangkok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com