Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Manisan Cabe di Dieng, Berani Coba?

Kompas.com - 29/11/2017, 10:09 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Buah tangan dari dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah memang akrab dengan buah Carica yang diolah menjadi manisan, sirup hingga produk lain. Namun, kini ada satu buah tangan lagi dari Dieng yang membuat penasaran, baik rasa dan bentuknya.

Ya, produk itu bernama Manisan Cabe. Manisan cabe ini mulai diproduksi oleh PT Yuasa Food, salah satu produsen pembuat oleh-oleh di Kabupaten Wonosobo.

Manisan cabe memanfaatkan banyaknya cabai merah yang ada di Dieng. Dilihat dari bentuknya, cabai dieng berbeda dari kebanyakan cabai dari daerah lain.

(Baca juga : Wisata ke Borobudur, Tengok Juga Tulip di Dieng...)

Cabai di Dieng berukuran besar. Biasanya cabai dipetik ketika berwarna hijau, lalu dijual ke Bandung, Jawa Barat. Namun untuk menjadi manisan, hanya cabai merah atau yang sudah matang yang dapat dijadikan manisan.

Cabai di Dieng berukuran besar. Biasanya cabai dipetik ketika berwarna hijau, lalu dijual ke Bandung, Jawa Barat.KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Cabai di Dieng berukuran besar. Biasanya cabai dipetik ketika berwarna hijau, lalu dijual ke Bandung, Jawa Barat.
Proses produksi manisan cabe itu sederhana. Cabai merah yang rata-rata berukuran jumbo dipisahkan dari bijinya.

Kulit cabai yang berwarna merah lalu dipotong-potong, diolah menjadi manisan. Biji cabai kemudian dikembalikan ke penduduk untuk kembali ditanam di ladang pertanian.

(Baca juga : Mengenal Manisan Terlarang dari Korea)

Meski isinya dipisah, namun sensasi pedasnya masih terasa. Pedas kulit cabai memang terasa saat dikunyah, namun sesampainya di perut, badan terasa lebih hangat.

Direktur Yuasa Food, Trisila Juwantara mengatakan, manisan cabe merupakan satu-satunya minuman yang diproduksi dari dataran tinggi di Dieng. Manisan cabe sangat cocok bagi para sopir, penyuka travas, hingga mereka yang suka mencari tantangan.

Oleh-oleh Manisan Cabe dari Dieng. Manisan cabe ini mulai diproduksi oleh PT Yuasa Food, salah satu produsen pembuat oleh-oleh di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.  KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Oleh-oleh Manisan Cabe dari Dieng. Manisan cabe ini mulai diproduksi oleh PT Yuasa Food, salah satu produsen pembuat oleh-oleh di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
"Cabai khas Dieng ini ukurannya besar-besar, isinya dikembalikan ke petani. Dulu gak kepakai, sekarang bernilai guna," kata Trisila, kepada KompasTravel, pertengahan November 2017.

Menurut dia, cabai dieng punya kekhasan tersendiri. Meski mempunyai rasa pedas, namun di perut tidak terasa sakit.

Manisan cabe pun terus diproduksi karena stok cabai yang terjaga di Dieng. Produksi akan berhenti jika stok barang sampai 2.000 botol.

"Cabai dieng ini pedes, tapi tidak sakit di perut," tambahnya.

Oleh-oleh Manisan Cabe dari Dieng. Manisan cabe ini mulai diproduksi oleh PT Yuasa Food, salah satu produsen pembuat oleh-oleh di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.  KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Oleh-oleh Manisan Cabe dari Dieng. Manisan cabe ini mulai diproduksi oleh PT Yuasa Food, salah satu produsen pembuat oleh-oleh di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Sejumlah wisatawan saat KompasTravel berkunjung juga ikut merasakan sensasi minum manisan cabe itu. Rata-rata mereka tidak kepedasan ketika menyantap cabai dalam kemasan itu.

Namun hanya sebagian wisatawan yang berani makan manisan cabe. Selebihnya mereka memilih menyantap carica, yang merupakan buah tangan khas dari Dieng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com