Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelar Festival Kuwung, Banyuwangi Undang Bali hingga Yogyakarta

Kompas.com - 08/12/2017, 08:37 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Akhir pekan ini, tepatnya Sabtu malam (9/12/2017), Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur akan menggelar Festival Kuwung. Selain menampilkan beragam seni dan budaya asal Banyuwangi, festival ini juga akan dimeriahkan kontingen kesenian dari kabupaten lain.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, Festival Kuwung merupakan etalase kesenian dan tradisi masyarakat Banyuwangi yang beragam. Karena sesuai dengan namanya, Kuwung yang merupakan bahasa Osing artinya pelangi.

“Inilah yang membedakannya dengan festival lainnya. Bila festival lain menampilkan satu tematik budaya Banyuwangi, di Kuwung ini beragam tradisi khas Banyuwangi akan dipertontonkan,” kata Anas.

(Baca juga : Asyik! Jalan-jalan Gratis di Banyuwangi, dari Jawatan hingga Grajagan)

Festival ini akan diikuti ratusan peserta dari seluruh penjuru Banyuwangi yang akan membawakan tema sejarah perjuangan para raja yang pernah bertahta di Bumi Blambangan. Banyak fragmen heroisme yang dikemas dalam sendratari oleh para peserta.

Penampilan etnis Madura di Festival Kuwung 2016 di Banyuwangi, Jatim, Sabtu (3/12/2016), membawakan tarian tentang petani kakao.KOMPAS.com/IRA RACHMAWATI Penampilan etnis Madura di Festival Kuwung 2016 di Banyuwangi, Jatim, Sabtu (3/12/2016), membawakan tarian tentang petani kakao.
"Kami juga mengundang Kabupaten Gianyar, Bali, Kota Kediri, Yogyakarta untuk menampilkan keseniannya. Jadi, festival ini akan meriah karena bisa menyaksikan kesenian daerah lain. Pastinya ini akan menambah wawasan kita tentang kesenian khas dari daerah lain. Para seniman bisa saling sharing pengembangan kesenian daerah," jelas Anas.

(Baca juga : Mampir ke Banyuwangi, Wajib Cicipi 5 Kuliner Ini)

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY Bramuda, menambahkan festival ini dikemas dalam sebuah parade dengan menampilkan kesenian yang lakonnya bersumber dari cerita perjuangan para tokoh raja zaman dahulu.

"Tema ini kita angkat seiring dengan peringatan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba). Pada Desember 246 tahun lalu, terjadi perang besar Puputan Bayu antara rakyat melawan VOC (Belanda) yang kemudian diperingat sebagai Harjaba," kata Anas.

Parade ini nanti akan dibagi dalam lima kelompok besar. Masing-masing kelompok, menurut Bramuda, akan membawakan lakon sejarah perjuangan masa lalu dengan sejarah yang berbeda. Seperti Payung Agung Prabu Tawangalun. Lakon ini mengkisahkan kemerdekaan Macan Putih Blambangan dari pengaruh kekuasaan Mataram.

Penari perwakilan dari Bogor saat tampil di Festival Kuwung 2016 di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (3/12/2016).KOMPAS.com/IRA RACHMAWATI Penari perwakilan dari Bogor saat tampil di Festival Kuwung 2016 di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (3/12/2016).
Lalu ada kisah Agunge Wong Agung Wilis, yang menceriterakan lepasnya Wong Agung Wilis dari penjara kerajaan Mengwi Bali, hingga Agung Wilis merebut kembali kekuasaannya di Lateng.

Jogo Pati Bela Pati yang mengkisahkan peristiwa perang perlawanan rakyat Blambangan semesta di Tegal Peperangan Songgon. Serta lakon Bedah Alas Tirtogondo, yang mengisahkan hutan Tirtogondo menjadi kota baru Banyuwangi.

“Tiap kelompok akan membawa 100 orang pemain seni. Dalam setiap gerak dan lakon yang mereka tampilkan akan diiringi musik dan gending sesuai dengan ceritanya,” kata Bramuda.

Parade ini akan mengambil dengan rute, sejauh 2,5 kilometer, start depan kantor pemkab Banyuwangi Jalan A Yani – PB Soedirman – Jl KS Tubun dan Finish Taman Blambangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com