Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Pengolahan Ratu Kopi Luwak di Lampung Barat

Kompas.com - 12/12/2017, 12:09 WIB
Kontributor Lampung, Eni Muslihah

Penulis

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Melihat harga kopi luwak bisa membuat mata terbelalak. Dalam amat ya merogoh kantong. Kisarannya Rp 700.000 sampai Rp 1 juta per kilogram.

Wah, wah.. fantastis sekali. Bagi penikmat dengan cita rasa tinggi pastinya tak berpikir panjang untuk membelinya. Tetapi buat penikmat biasa, mungkin perlu berpikir ulang.

Tapi tak perlu khawatir, biasanya penjual menyediakan kemasan yang mudah dijangkau penikmat kopi, sesuai dengan kocek kita.

Baca juga : Melancong ke Candi Pawon, Jangan Lupa Minum Kopi Luwak

Ya, baru-baru ini kami mendatangi sentra pengembangan produksi kopi luwak di Gang Pekonan, Way Pengaku, Kota Liwa, Kabupaten Lampung Barat, Lampung.

Tepatnya di rumah penggagas kopi luwak asal Lampung Barat, Sri Wiyatmi (50). Sri disebut-sebut orang pertama yang mengembangkan produksi kopi luwak di Lampung. Tak heran, pengolahan kopi luwaknya dijuluki Ratu Kopi Luwak.

Baca juga : Berapa Harga yang Pantas untuk Kopi Luwak ?

Kami melihat secara langsung bagaimana produksi kopi luwak sekaligus melihat kandang luwak itu sendiri. Setiap industri rumahan kopi luwak, biasanya mempunyai kandang luwak yang dipelihara sendiri.

Nah, kami di sana mendapat edukasi tentang luwak itu sendiri dengan masuk ke dalam kandang luwak.

Seperti di rumah Sri sendiri, ada 9 pasang luwak gang dipelihara Sri. Setiap hari binatang tersebut memakan makanan yang bergizi laiknya manusia.

Luwak di sentra pengembangan produksi kopi luwak, Gang Pekonan, Way Pengaku, Kota Liwa, Kabupaten Lampung Barat, Lampung.KOMPAS.COM/ENI MUSLIHAH Luwak di sentra pengembangan produksi kopi luwak, Gang Pekonan, Way Pengaku, Kota Liwa, Kabupaten Lampung Barat, Lampung.
Pasangan luwak paling tua berusia 8 tahun. "Biasanya luwak memiliki usia paling lama 14 tahun," kata Sri pada Minggu (10/12/2017).

Baginya, mengurus luwak itu sama seperti mengurus anaknya sendiri. Perlu pendekatan yang baik untuk menjadikan luwak itu jinak.

Beberapa luwak telah berhasil dijinakkan, tetapi ada satu pasang masih liar dan bisa membahayakan manusia.

"Ngurus luwak itu perlu kesabaran dan mahal biayanya," ujar Sri. Dalam satu tahun untuk kebutuhan hidup luwak bisa menghabiskan biaya Rp 10 juta per ekor.

Alasan lainnya kenapa harga kopi luwak itu mahal, menurut Sri, proses pembuatan kopi luwak membutuhkan waktu panjang.

Pertama, luwak hanya mau mengonsumsi biji kopi yang merah, matang sempurna. Dalam sehari hanya berproduksi 1,5 ons sampai 2 ons.

"Dia hanya mau mengonsumsi yang sempurna. Sekali kami suguhkan biji kopi, itu pun masih banyak yang tidak dimakan," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com