Jadi, dengan karakter generasi milenial yang serba konsumtif dan kurang memiliki perencanaan keuangan yang baik, teknologi hadir sebagai pengimbangnya. Toh bagaimanapun, hal itu juga penting untuk mendorong produktivitas dan peningkatan daya beli.
Saya kira, hal yang akan menjadi pekerjaan rumah bersama bagi semua pemangku kepentingan, baik pelaku industri keuangan maupun non-keuangan, pelaku pariwisata, dan pelaku bisnis berbasis teknologi adalah untuk menciptakan satu ekosistem yang dapat membantu generasi milenial mengatur keuangannya secara tepat, cepat, mudah, dan aman.
Dari sisi pariwisata, baik bagi pemerintah yang sedang menjadikan pariwisata sebagai salah satu tulang punggung perekonomian nasional, atau pelaku bisnis pariwisata, besarnya porsi wisatawan milenial dengan karakter seperti disebutkan di atas akan menjadi tantangan tersendiri dalam mengemas kebijakan pariwisata di satu sisi dan dalam mengemas produk-produk pariwisata di sisi lain.
Otoritas, lokal dan nasional, harus mulai menyesuaikan regulasi-regulasi terkait tata kelola destinasi pariwisata unggulan agar melahirkan preferensi berwisata di dalam negeri bagi kelompok milenial. Pemerintah lokal dan nasional harus terus mendorong semua pihak untuk menggeser sebagian besar lini bisnisnya ke ranah digital.
Sementara itu, para pelaku bisnis pariwisata harus mulai memoles produk-produk atau paket-paket pariwisata yang mampu menampung aspirasi berwisata kalangan muda. Paket-paket yang menarik ke destinasi-destinasi unik di dalam negeri, hotel-hotel yang reservasinya sangat mudah, serta harganya yang sesuai dengan kocek generasi muda, dan atraksi-atraksi yang unik tetapi tetap kekinian.
Dan, terakhir bagi daerah, terutama otoritas lokal terkait, bersegeralah menginventarisasi destinasi-destinasi unik, yang menawarkan berbagai petualangan dan pengalaman baru bagi generasi milenial.
Bekerja samalah secara intens dengan pelaku-pelaku bisnis yang terkait dengan pariwisata, mulai dari travel agent sampai pada pelaku bisnis kuliner dan perhotelan untuk memoles, membenahi, upgrading dan scaling up destinasi-destinasi tersebut agar bisa segera diperkenalkan kepada kaum milenial.
Selain otoritas pariwisata lokal sendiri, pelaku-pelaku bisnis pariwisata di daerah dan di lokasi-lokasi destinasi harus pula bersinergi untuk menggulirkan semua produk pariwisata di dunia digital, terutama sosial media agar secepat mungkin menyentuh layar ponsel atau layar komputer para milenial. Selamat berjuang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.