Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tradisi Perayaan Onde

Kompas.com - Diperbarui 22/12/2021, 11:01 WIB
Silvita Agmasari,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Perayaan Onde adalah salah satu perayaan rutin orang China yang dilakukan setiap Desember.

Perayaan ini tetap lestari dan dilaksanakan oleh orang China, bahkan yang telah bermigrasi dan menetap di negara lain.

Meski tidak semeriah Imlek, Perayaan Onde memiliki sejarah yang menarik.

Sejarah Perayaan Onde

Ketua Kecapi Batara, Diyah Wara Restiyati menjelaskan, Perayaan Onde biasanya dilakukan pada 21 atau 22 Desember di China untuk merayakan puncak musim dingin dan makan makanan hangat, salah satunya onde-onde.

"Orang Tionghoa biasa bilang Tan Cik yang artinya dingin dan puncak," katanya di Pantjoran Tea House, Glodok, Jakarta Barat, Sabtu (16/12/2017).

Lewat siaran pers dari Kecapi Batara dijelaskan juga jika Perayaan Onde ini sudah ada sejak Dinasti Han (206 SM - 220 M).

Pada zaman Dinasti Song (1127-1152 M), Perayan Onde dilaksanakan dengan sembahyang arwah leluhur dan lima unsur di bumi yang terdiri dari logam, air, api, tanah, dan kayu.

Sementara pada zaman Dinasti Qing (1644-1911 M), Perayaan Onde menjadi salah satu perayan penting di China dan daerah migrasi, tak terkecuali di Indonesia.

Baca juga : Kehangatan dalam Perayaan Onde di Glodok

Ilustrasi onde dalam Perayaan Onde.SHUTTERSTOCK/SIAM.PUKKATO Ilustrasi onde dalam Perayaan Onde.

Berbeda dengan Imlek atau Tahun Baru China yang menjadi ajang silaturahmi, Perayaan Onde hanya dirayakan oleh keluarga.

Tradisinya adalah berkumpul bersama, membuat onde, menikmati onde, dan berdoa bersama.

Onde yang berbentuk bulat juga melambangkan keutuhan, persatuan, harmonisasi keluarga.

Onde juga melambangkan lambang keseimbangan alam yakni Yin dan Yang.

Adapun onde umumnya terbuat dari tepung beras tanpa isi. Ini melambangkan eratnya ikatan persaudara, dan air gula manis melambangkan hubungan antar keluarga yang manis.

Pada perkembanganya, onde kini dibuat dari berbagai bahan tak hanya tepung beras, bisa juga kentang tumbuk. Selain itu isiannya juga semakin beragam bisa kacang tanah atau bahkan cokelat.

Ada berbagai kepercayaan makan onde yang menarik, di antaranya saat makan onde seseorang akan menyesuaikan dengan usia kemudian menambahkan satu. Ini adalah lambang pengharapan agar usia bertambah lagi.

Kepercayaan lainnya, jika ada anggota keluarga yang hamil lalu membakar onde, jika onde tersebut pecah maka bayinya berjenis kelamin perempuan. Sementara jika onde tetap utuh, maka bayinya berjenis kelamin laki-laki.

Di balik segala tradisi tersebut, Perayaan Onde sampai saat ini masih lestari dan menjadi momen untuk berkumpul dalam kehangatan keluarga keturunan China, di mana pun mereka berada.

Baca juga: 3 Kuil Populer yang Dikunjungi Warga Hong Kong Saat Imlek

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com