KOMPAS.com - Bukanlah hal baru bagi warga Brussel menikmati bebasnya udara kota dari kepulan asap mobil. Bukan juga hal baru menikmati berbagai hiburan rakyat sambil berjalan keliling kota tanpa terganggu suara bising kendaraan.
Pemerintah kota secara aktif mendidik warganya untuk beralih kepada kendaraan umum. Salah satu program pemerintah tersebut adalah hari bebas kendaraan (car free day).
Car free day, bukan hanya urusan bebas polusi tetapi juga mengajak masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan gastronomi, pertunjukan seni, mengunjungi museum, olahraga, workshop dan lain-lain.
Baca juga : Ketinggalan Kereta Tiga Kali di Brussels Belgia...
Hari itu, Minggu 17 September 2017 bertepatan dengan car free day, warga Brussel mengitari arena luas Mont des Arts 5 – 1000 Brussel untuk menyaksikan pertunjukan gamelan Bali oleh Saling Asah Belgia.
Cuaca yang sangat cerah, membangunkan energi penonton turut menghangatkan suasana Festival Center Europalia Indonesia tersebut.
Baca juga : Menyusuri Brugge, Kota Terindah di Belgia
Tepat pukul 11.00 penonton mulai berdesakan membentuk lingkaran. Ada yang duduk manis menyeruput segelas kopi. Aroma kopi Indonesia menebar wangi kemana-mana. Ini kesempatan emas menunjukan salah satu keistimewaan Indonesia bersama Saling Asah.
Saling Asah yang berdiri sejak tahun 1998 merupakan sanggar seni binaan KBRI Brussel yang beranggotakan warga Belgia dan Indonesia yang tetap setia mencintai kebudayaan Indonesia dan mempromosikannya di seluruh kota di Belgia.
Baca juga : Pairi Daiza, Indonesia Mini di Belgia
Alhasil dengan gerak tubuh yang terkadang nyebelin, tingkah lugu yang mencuat lucu, membuat mereka terpaku dan tiba-tiba berseri-seri sepanjang hari.
Suasana pun menjadi hangat dan menggeliat. Kalau sudah demikian, pertunjukan itu akan terbawa dalam genggaman tangan artinya ke mana pun tangan ini digerakkan mata mereka tetap memandang genggaman tangan ini. Seru bukan?
Senyum manis, ramah, humor, intim dan sedikit menggoda merupakan cara jitu menggalaukan hati penonton. Terlebih lagi penari Saling Asah yang sangat cantik alami dipoles sedikit bedak saja penonton klepek-klepek.
Agem, artinya sikap pokok gerak tari yang tidak berubah-ubah. Contoh agem kanan dan agem kiri yang harus betul-betul dikuasai.
Tandang artinya perpindahan gerakan pokok ke gerakan pokok yang lain dengan gerak berkesinambungan. Dan terakhir tangkep yakni ekspresi penjiwaan dari raut muka yang membutuhkan energi tersendiri. Ketiga dasar tari ini penting dikuasai dan dipahami dengan baik oleh setiap penari Bali.