JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, Selasa (2/1/2018) Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kereta bandara kedua di Indonesia, yaitu Kereta Bandara Soekarno-Hatta. Sedangkan kereta bandara pertama Indonesia, sudah lebih dulu beroperasi di Bandara Kualanamu Medan.
Meski keduanya berdiri di bawah PT Railink yang merupakan anak usaha PT KAI dan PT Angkasa Pura II, tetapi ada beberapa perbedaan.
1. Jenis Kereta
Jenis kereta yang digunakan kedua bandara, ternyata berbeda. Kereta Bandara Kualanamu menggunakan Kereta Rel Diesel (KRDE), untuk melayani rute Medan-Kualanamu International Airport (KNIA).
Sedangkan Kereta Bandara Soekarno-Hatta mengguanakan sumber tenaga listrik atau Kereta Rel Listrik (KRL).
Ignatius Jonan, saat masih menjabat sebagai Direktur Utama PT KAI, tahun 2013 pernah mengatakan, jika KRL Bandara dinilai lebih hemat 60 persen dari KRDE Bandara.
2. Kapasitas Penumpang
Untuk kapasitas sendiri, KA Bandara Soekarno-Hatta menampung lebih banyak orang. Dalam satu rangkaian set kereta ada 6 gerbong dengan jumlah total kapasitas angkut 272 penumpang.
Sedangkan Kereta Bandara Kualanamu, terdiri dari 16 unit kereta/gerbong, terdiri dari 4 set kereta dengan jumlah total kapasitas angkut 172 penumpang.
3. Jarak dan Waktu Tempuh
Kereta Bandara Kualanamu, Medan memiliki waktu tempuh selama 30 menit sekali perjalanan, dengan jarak 28 kilometer.
KA Bandara Kualanamu dapat mengangkut sekitar 3.000-4.000 orang penumpang per hari atau satu juta sampai 1,3 juta orang penumpang per tahun.
Sedangkan KA Bandara Soekarno-Hatta, memakan waktu 50-satu jam perjalanan, dari Stasiun Besar Sudirman ke Bandara Soekarno-Hatta.
Rute kereta Bandara Soekarno-Hatta adalah Stasiun Manggarai - Sudirman Baru - Duri - Batu Ceper - Bandara Soekarno Hatta.
Namun, pada pengoperasian awal, kereta bandara tidak langsung berangkat dari Stasiun Manggarai dan Stasiun Duri, sebab masih dalam proses konstruksi.