Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Phinisi pada Tradisi Syukur Pantai Nelayan Sulawesi di Pulau Bangka

Kompas.com - 08/01/2018, 06:01 WIB
Heru Dahnur

Penulis

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Ribuan nelayan di Desa Batu Belubang, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung menggelar tradisi syukur pantai, Minggu (7/1/2018).

Tradisi yang dilaksanakan setiap tahun ini diinisiasi masyarakat nelayan yang tergabung dalam kesatuan nelayan asal Sulawesi yang telah lama menetap di Pulau Bangka.

Sesepuh Adat Sulawesi, Husein Karim mengatakan, syukur pantai sekilas mirip dengan kegiatan yang dilaksanakan masyarakat Pulau Jawa. Bedanya, di Desa Batu Belubang masyarakat menggunakan media berupa miniatur perahu Phinisi.

Baca juga : Kue Pelite, Kesukaan Bung Karno Saat Diasingkan ke Bangka Barat

Selain melambangkan produk khas Sulawesi, Phinisi juga dianggap sebagai lambang ketangguhan para pelaut yang diwariskan secara turun-temurun.

“Melalui syukur pantai, nelayan berharap rezeki dari laut selalu mengalir lancar dan mendapat perlindungan dari tuhan. Masyarakat nelayan juga diingatkan untuk selalu berhati-hati dalam menjalani aktivitas melaut,” kata Husein Karim.

Ritual syukur pantai diawali dengan pertunjukan seni khas Sulawesi di hadapan para tamu dan sesepuh adat.

Baca juga : Mie Ikan Toboali, Kuliner Wajib Coba Saat Liburan di Pulau Bangka

Selanjutnya miniatur kapal Phinisi diarak para gadis atau dayang menuju kapal untuk dibawa ke tengah laut.

Pelepasan minitur Phinisi dilakukan secara bersama-sama para tokoh adat dan pejabat pemerintahan daerah. Tak ketinggalan aneka kembang ikut ditebarkan. Doa-doa dipanjatkan kepada yang maha kuasa.

Selama prosesi ritual, perahu-perahu nelayan ikut dikerahkan ke tengah laut.

Dermaga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) tampak dipadati masyarakat dari berbagai daerah, demi melihat langsung tradisi syukur pantai yang dilaksanakan sejak pagi hingga siang harinya.

Bupati Bangka Tengah Ibnu Saleh mengatakan, pemerintah mendukung kegiatan syukuran yang dilaksanakan masyarakat asal Sulawesi. “Ini kegiatan religius yang sederhana tapi kaya makna,” ujar Ibnu.

Menurut Ibnu, masyarakat nelayan asal Sulawesi sangat memberi arti dalam ketersediaan ikan di Kepulauan Bangka Belitung. Nelayan Sulawesi termasuk dari Suku Bugis dan Buton mampu melaut sepanjang tahun, sehingga pasokan hasil laut selalu ada untuk kebutuhan daerah maupun ekspor. 

Kawasan pantai Desa Batu Belubang berbentuk seperti huruf U, dan berhadapan dengan sebuah pulau kecil yang diberi nama Pulau Panjang. Masyarakat nelayan tinggal di sepanjang garis pantai sejak ratusan tahun silam. Selain sektor perikanan, bagian ujung Pantai Batu Belubang disiapkan sebagai destinasi wisata laut dan hutan mangrove.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com