Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Keistimewaan Bunga Rafflesia yang Bikin Turis Kepincut

Kompas.com - 09/01/2018, 16:03 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tepat 25 tahun yang lalu, bunga Rafflesia arnoldii dinobatkan menjadi bunga nasional Indonesia. Bunga yang termasuk ke dalam puspa langka ini memang memiliki banyak keistimewaan yang luar biasa.

Salah satu jenis rafflesia yang terkenal ialah Rafflesia arnoldii, dan Rafflesia patma. Keduanya diakui merupakan flora endemik Indonesia. Saking istimewanya, banyak peneliti dan wisatawan penggemar flora yang datang ke Indonesia untuk menemukan bunga ini.

Di Indonesia, ada 17 spesies rafflesia. Jenis yang pertama kali ditemukan ialah Rafflesia patma, ditemukan oleh naturalis berkebangsaan Perancis, Auguste Deschamps pada 1797.

Selain endemik, berikut lima keistimewaan bunga ini yang jadi perhatian para wisatawan dan peneliti mancanegara.

1. Bentuk yang unik

Salah satu julukannya ialah bunga raksasa, pertumbuhan buga ini membesar dan melebar. Bunga rafflesia memiliki diameter bervariasi, tergantung jenis. Diameter Rafflesia patma 35-40 sentimeter, sedangkan Rafflesia arnoldii hingga satu meter.

Sebuah bunga Rafflesia Arnoldii di Bengkulu.Wikipedia Sebuah bunga Rafflesia Arnoldii di Bengkulu.

2. Sulit berkembang biak

Sejak ditemukannya dokumen berita tumbuhnya bunga rafflesia di Kebun Raya Bogor (KRB), baru 81 tahun kemudian bunga tersebut berhasil tumbuh di luar habitatnya.

Kesulitan tersebut salah satunya dikarenakan dalam satu tanaman bunga rafflesia memiliki dua jenis kelamin, atau disebut bunga berumah dua. Bunga rafflesia berkembang biak melalui biji, tetapi bijinya sukar didapat karena bunga jantan dan betina sangat jarang mekar bersamaan.

Dalam masa pertumbuhannya, rafflesia membutuhkan waktu 21 bulan untuk tumbuh mulai dari munculnya kuncup sampai mekar.

“Ironisnya, biarpun membutuhkan waktu lama untuk berbunga, rafflesia hanya mekar selama lima hari,” kata Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sofie Mursidawati khusus bunga rafflesia di Kebun Raya Bogor kepada KompasTravel.

Bunga Rafflesia arnoldii mekar di hutan Cagar Alam Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu, Rabu (15/5/2013). Setiap kali ada bunga rafflesia yang mekar di hutan yang dibelah Jalan Raya Bengkulu-Kepahiang itu selalu menarik perhatian wisatawan dan warga yang melintas. Diperlukan upaya perlindungan habitat rafflesia yang serius dari pemerintah agar bunga terbesar di dunia itu tidak punah.KOMPAS/ADHITYA RAMADHAN Bunga Rafflesia arnoldii mekar di hutan Cagar Alam Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu, Rabu (15/5/2013). Setiap kali ada bunga rafflesia yang mekar di hutan yang dibelah Jalan Raya Bengkulu-Kepahiang itu selalu menarik perhatian wisatawan dan warga yang melintas. Diperlukan upaya perlindungan habitat rafflesia yang serius dari pemerintah agar bunga terbesar di dunia itu tidak punah.

3. Tidak tumbuh di sembarang tempat

Selain sulit dikembangbiakan, bunga ini hanya tumbuh subur di habitat asalnya yaitu di  beberapa hutan Sumatera dan Jawa Barat. Setelah diteliti, bunga ini sangat bergantung dari inangnya, biji bunga rafflesia tidak akan tumbuh di sembarang pohon.

(Baca juga : Google Doodle Tampilkan Bunga Rafflesia Arnoldii, Mengapa?)

"Rafflesia sendiri bunga yang sangat selektif. Ia tidak akan tumbuh selain di pohon Tetrastigma, sejenis anggur hutan. Itu pun tidak bisa di semua jenis pohon tersebut. Hanya pada waktu yang tepat dan nutrisi yang pas, baru raflesia akan tumbuh. Belum tentu juga mekar, tergantung cuaca, tanah, dan banyak lagi," kata Sofi kepada KompasTravel beberapa waktu lalu.

Rafflesia Arnoldi, puspa langka BengkuluKOMPAS.com/Firmansyah Rafflesia Arnoldi, puspa langka Bengkulu

4. Mengundang serangga dengan bau busuk

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com