Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungan Wisatawan ke Tanjung Puting Pecahkan Rekor, PNBP Rp 6 Miliar

Kompas.com - 11/01/2018, 18:23 WIB
Kontributor Pangkalan Bun, Nugroho Budi Baskoro

Penulis

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) di Kalimantan Tengah sepanjang 2017 memecahkan rekor. Ini juga berdampak pada peningkatan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang meningkat pesat.

Berdasarkan data yang disampaikan Kepala Balai TNTP, Helmi, Rabu (10/1/2018) petang, kunjungan ke TNTP sepanjang 2017 tercatat sebanyak 24.693 wisatawan. Itu terdiri 14.933 wisatawan mancanegara (wisman), dan 9.760 wisatawan nusantara (wisnus).

Baca juga : Ketika Orangutan Bersekolah...

Jumlah kunjungan tertinggi sebelumnya terjadi pada 2014, dengan 16.689 wisatawan. Saat itu, sebanyak 10.986 wisman dan 5.703 wisnus menyambangi habitat asli orangutan terbesar di dunia itu.

Akibat peningkatan kunjungan itu, PNBP dari destinasi wisata yang pernah dikunjungi tokoh semacam Bill Clinton dan Julia Robert, ini pun mencapai angka Rp 6.040.157.500 sepanjang 2017. Angka ini memecahkan rekor tertinggi sebelumnya, yaitu Rp 4.670.125.461 pada 2016.

Orangutan di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah.BARRY KUSUMA Orangutan di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah.
PNBP dari Tanjung Puting masuk sepuluh besar tertinggi di antara satuan kerja (balai taman nasional dan balai konservasi sumber daya alam) di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. "Tepatnya di peringkat delapan," kata Helmi.

Baca juga : Seperti Ini Bentuk Kasih Sayang yang Tepat untuk Orangutan

Sebagai tempat wisata yang menjual keaslian alam dan satwa penghuninya, angka kunjungan ke Tanjung Puting sudah terhitung padat. Helmi, mengatakan kini pihaknya berusaha mendistribusikan pengunjung ke spot-spot lain di kawasan seluas 415.000 hektare itu.

"Di samping orangutan, juga ada bekantan, ada penyu, melalui hutan-hutan rimba dan liar, sungai-sungai hitam. Itu yang sebetulnya menjadi pemikat. Selama ini konsentrasi di Camp Leakey saja. Kita akan distribusikan," ujar Helmi.

Pria yang pernah bertugas di Taman Nasional Komodo ini pun mengingatkan bahwa Tanjung Puting juga beroperasi sebagai ramsar site (situs lahan basah). "Ini status yang melekat untuk perlindungan gambut, juga sebagai status cagar biosfer dunia. Jadi dua status dunia. Kalau orang membaca Tanjung Puting, dia akan melihat dua hal itu," ungkapnya.

Memasuki Camp Leakey di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalteng, Selasa (26/11/2013).KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Memasuki Camp Leakey di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalteng, Selasa (26/11/2013).
Yomie Kamale, Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Kalimantan Tengah mendukung Balai TNTP untuk mengatur lebih baik pengelolaan Tanjung Puting yang semakin ramai dikunjungi ini.

"Dengan banyak orang di satu tempat yang sama akan memberikan dampak yang tidak nyaman bagi pengunjung. Juga ditakutkan akan ada perubahan perilaku satwa," ujarnya pada Kompas.com.

"Hendaknya pihak balai memberlakukan pengaturan. Misalnya, jumlah tamu 300 orang. Mungkin 300 orang ini dibagi menjadi 3 kelompok, dengan jam yang berbeda. Tapi tetap wisatawan mendapatkan kesempatan yang sama untuk melihat orangutan," katanya.

******************

Mau merasakan liburan seru ke Pulau Bali? Kali ini liburannya gratis dan ke destinasi anti-mainstream! Selama empat hari tiga malam, seluruh biaya peserta sudah ditanggung. Termasuk tiket PP Jakarta-Bali, transportasi lokal, hotel, konsumsi, dan beragam aktivitas seru. Juga raih kesempatan memenangkan hadiah smartphone OPPO F5.

Caranya mudah, ikuti photo competition 'Unforgettable Journey'. Klik link ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com