KUPANG, KOMPAS.com - Senin (22/1/2018), sekitar pukul 16.30 Wita, ratusan mahasiswa Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai berdatangan ke Hotel Aston Kota Kupang.
Hari itu sebanyak 407 mahasiswa semester 1, 3 dan 5, mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Usaha Perjalanan Wisata dan Perhotelan berpakaian rapi.
Mahasiswa mengenakan setelan jas lengkap dengan dasi kupu-kupu, sedangkan mahasiswi mengenakan gaun pesta dengan corak dan warna yang bervariasi. Mereka akan mengikuti kegiatan praktik etika jamuan makan (table manner).
(Baca juga : Apa Kabar 10 Destinasi Prioritas Pariwisata Bali Baru?)
Mereka mulai memasuki ballroom Aston dan duduk di kursi melingkari meja yang sudah disediakan. Setiap meja berbentuk bundar, diisi delapan sampai sembilan orang mahasiswa.
Tepat pukul 18.00 Wita, acara pun dimulai dan para mahasiswa mengikuti seluruh rangkaian acara mulai dari kata sambutan F&B Manager Aston Hotel Kupang, Agus Faisal dan Sekretaris Jurusan Parawisata Politeknik Kupang, Feny Eki hingga materi tentang etika jamuan makan yang dijelaskan oleh petugas dari Hotel Aston yang sudah berpengalaman.
Satu di antara ratusan mahasiswa yakni Isak Alfrendo Bunga, terlihat begitu antusias mengikuti jalannya kegiatan itu.
Yel-yel yang diciptakan Alfredo secara spontanitas itu diikuti oleh ratusan mahasiswa lainnya, termasuk para dosen dan pegawai Hotel Aston yang juga diberikan kesempatan untuk membawakan materi tentang etika jamuan makan.
(Baca juga : Ini yang Perlu Dipelajari Pariwisata Indonesia dari Thailand)
Bagi Alfredo, ini kesempatan pertama mengikuti kegiatan etika jamuan makan yang digelar dengan jumlah peserta terbanyak sehingga menjadi pelajaran berharga bagi dirinya.
"Dari kegiatan ini, kami bisa mengetahui cara etika makan, etika berbicara di tempat makan dan etika cara duduk dan cara berjalan ke tempat duduk," ucap Alfredo.
Menurut Alfredo, kegiatan etika jamuan ini berkaitan dengan pelayanan terhadap wisatawan asing yang berkunjung ke NTT.
(Baca juga : Mencari Miniatur Rumah Adat NTT, Datanglah ke Paang Lembor)
Alfredo pun punya cita-cita, ke depannya semua obyek pariwisata di NTT bisa dikembangkan dengan baik karena semua tempat pariwisata bisa menjadi pemasok devisa bagi negara.
Pelayanan yang kurang maksimal, lanjut Agus, dapat menurunkan kepuasan pengunjung sehingga berdampak pada bisnis parawisata.
Selain SDM pelayanan, etika menghadiri jamuan makan zaman sekarang harus diperhatikan khususnya bagi mahasiswa-mahasiswi Politeknik Negeri Kupang Jurusan Pariwisata yang akan siap terjun ke dunia pariwisata nantinya.