Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/01/2018, 07:59 WIB
Kontributor Kompas TV Manokwari, Budy Setiawan

Penulis


MANOKWARI, KOMPAS.com - Pagi itu, saya bersama dua orang penumpang hendak melakukan perjalanan dari Kabupaten Teluk Bintuni ke Kabupaten Manokwari dengan menggunakan Hilux atau mobil Four-Wheel-Drive (4 WD). Cuaca di Bintuni ketika itu terlihat cerah, tidak ada tanda-tanda akan turunnya hujan.

Namun setelah kurang lebih dua jam menempuh perjalanan, tiba-tiba terlihat beberapa mobil truk dan Hilux sedang mengantre. Rupanya di tengah jalan ada sebuah truk yang terjebak, sehingga menghalangi jalan. Upaya untuk menarik truk harus dilakukan oleh truk lainnya.

Setelah truk yang terjebak berhasil ditarik, kami pun diberi kesempatan oleh para sopir truk untuk jalan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar jalan yang kita lewati tidak semakin bertambah parah atau semakin dalam karena biasanya kondisi jalan yang berlumpur akan semakin sulit dilewati, apalagi jika truk tersebut membawa muatan yang banyak.

(Baca juga : Rute Baru Batik Air, Surabaya-Sorong-Manokwari)

Namun baru beberapa meter, mobil kita akhirnya masuk dalam sebuah kubangan yang cukup dalam. Usaha sang sopir untuk keluar malah menjadikan kubangan tersebut bertambah dalam, sehingga harus membutuhkan pertolongan dari mobil lainnya.

Akhirnya kami ditarik oleh salah satu mobil dengan menggunakan tali khusus dan butuh waktu sekitar 30 menit agar lolos dari lumpur tersebut.

(Baca juga : Cerita Pramugari saat Bertugas di Daerah Papua)

Kondisi seperti ini sudah tidak asing lagi. Terjebak dalam lumpur sudah merupakan pemandangan umum bagi para sopir dan penumpang yang sudah sering melakukan perjalanan dari Kabupaten Manokwari ke Kabupaten Teluk Bintuni, maupun sebaliknya, apalagi di saat turun hujan.

Pasalnya, untuk melintasi jalan yang masuk dalam program Nawacita, Presiden Joko Widodo ini, penuh dengan tantangan. Kendaraan yang bisa melewati jalur ini pun, hanya mobil-mobil 4 WD yang tidak lagi menggunakan ban standar.

“Begini sudah kalau jalan sudah berlumpur, saya harus ekstra hati-hati karena kalau salah memilih jalan maka mobil akan tertanam,” ungkap salah satu sopir Rahman, Senin (29/1/2018).

Sementara, salah satu penumpang Stevy, mengaku kondisi jalan ini sudah tergolong lebih baik, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di mana mobil angkutan harus menempuh perjalanan lebih dari 8 jam, bahkan terkadang harus bermalam.

Memang jika dilihat, kondisi tanah atau jalan di daerah Distrik Mameh yang masuk kabupaten Manokwari Selatan, masih labil sehingga kalau turun hujan tanah tersebut akan menjadi becek dan berlumpur. Padahal Pemerintah Daerah Manokwari Selatan, telah bekerja keras untuk melakukan perbaikan di wilayah tersebut.

Hal ini dapat dilihat dari berbagai ruas jalan dari Distrik Tahota hingga Gunung Botak, di mana kondisi jalan sudah terlihat baik, bahkan ada yang sudah diaspal sehingga mempermudah supir untuk melakukan perjalanan.

Ini adalah bukti bahwa pihak pemerintah terus membenahi infrastruktur jalan, sehingga akses ke semua wilayah di Manokwari Selatan maupun Teluk Bintuni dapat dijangkau dengan mudah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com