Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasi Gandul, Kuliner Khas Pati yang Digandrungi Indra Safri...

Kompas.com - 07/02/2018, 17:11 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Berkunjung di Kabupaten Pati, Jawa Tengah terasa tidak lengkap kalau tidak mencicipi nasi gandul.

Ya, kuliner khas andalan daerah yang disebut "Bumi Minatani" itu terbukti menggoyang lidah para penikmatnya.

Dari bentuknya, nasi gandul terlihat menggoda dengan tampilan nasi putih berkuah dipadu dengan daging sapi yang menjadi lauknya. Tekstur makanan itu juga terasa unik karena disajikan di atas daun pisang.

(Baca juga : Segarnya Soto Kemiri Khas Pati)

Joni Kurniawan, pengelola kedai Nasi Gandul Mbak Yanti di Pati, mengatakan nasi gandul memang khas karena disajikan di atas piring dengan alas daun pisang.

Nama gandul pun diambil dari para penjual nasi yang dulunya berjualan dengan cara memikul. Nasi yang dibawa bergelantungan atau gondal-gandul dalam bahasa Jawa.

Nasi Gandul Mbak Yanti di Pati, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2018).KOMPAS.COM/NAZAR NURDIN Nasi Gandul Mbak Yanti di Pati, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2018).
Namun seiring perkembangan zaman, penjual nasi gandul dengan cara dipikul mulai jarang ditemukan. Kini penjual umumnya menetap di sebuah kedai.

"Penyajian pakai godong (daun) pisang. Jadi gebandul di piring. Dulu pikulan, sekarang sudah gak ada lagi diganti pakai warung," ujar Joni, saat ditemui KompasTravel di kedainya, Rabu (7/2/2018).

(Baca juga : Sego Jagung dan Bothok Yuyu, Kuliner Ndeso dari Pati)

Bahan utama nasi gandul, sambung Joni, adalah daging sapi atau bagian jeroan sapi. Olahan sapi oleh penjual diolah hingga menjadi babat, lepon, jeroan, hingga daging itu sendiri.

Kuah nasi gandul pun dibuat secara khas dengan rempah-rempah khas nusantara. Kuah nasi gandul dibuat dengan memadukan bawang putih, bawang merah, cabai merah, kemiri, jahe, kayu manis, serta memakai santan kepala.

Nasi gandul khas dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2018).KOMPAS.COM/NAZAR NURDIN Nasi gandul khas dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2018).
"Nasi gandul ini santannya khas. Santan pakai kelapa hitam dari Bali," tambah Joni.

Nasi gandul pun berbeda dengan nasi pindang yang dapat dinikmati di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Nasi gandul memakai sapi karena menghormati leluhur karena tidak boleh menyembelih kerbau, sementara nasi pindang memakai kerbau karena menghormati untuk tidak menyembelih sapi.

"Kalau makan nasi gandul harus pakai tempe garing. Tempe ini digoreng sampe kering dengan api kecil. Cara penggorengan harus dengan minyak pertama," ujar Joni.

Kedai Nasi Gandul di kedainya memproduksi setidaknya 20-25 kg daging sapi yang dibeli langsung dari tempat pemotongan hewan. Kedai itu digemari penikmat karena hanya buka sekitar 4 jam setiap hari sejak pukul 15.30 WIB hingga 19.00 WIB.

"Warung kami sudah dua generasi. Saya pewaris kedua, dan sudah 8 tahun berjualan. Sudah di resep, nanti dilanjut dengan anak saya," tambahnya.

Nasi Gandul Mbak Yanti di Pati, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2018).KOMPAS.COM/NAZAR NURDIN Nasi Gandul Mbak Yanti di Pati, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2018).
Meski bersantan, kuliner ini ternyata mendapat pujian dari penikmatnya. Pelatihan timnas RI U-19 Indra Safri, pernah berkunjung dan menikmati hidangan khas nasi gandul.

Foto kedatangan Indra Safri terpajang di dinding kedai yang berada tengah kota Pati itu.

"Pak Indra Safri dan yang lainnya umumnya senang dan memuji makanan ini," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com