Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Salah! Ini Cara Santap Ketupat Coto Makassar Ala Orang Makassar

Kompas.com - 22/03/2018, 08:10 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi


MAKASSAR, KOMPAS.com - Coto menjadi salah satu kuliner yang sayang untuk dilewatkan saat mampir di Makassar, Sulawesi Selatan. Salah satu rumah makan coto yang terkenal adalah Aroma Coto Gagak milik Djamaluddin Dg Nassa yang kini diteruskan oleh Rahmawati, sang anak.

Ternyata, pengunjung yang singgah ke restoran ini sering salah sangka. Rahmawati berkata bahwa pengunjung kerap berpikir coto yang disajikan di restorannya menggunakan daging burung gagak saat melihat papan nama restoran.

Padahal, penyebutan tersebut hanya berdasarkan nama jalan lokasi restoran. Rumah makan Aroma Coto Gagak beralamat di Jalan Gagak nomor 27.

“Sama seperti coto yang khas Makassar. Kami pakainya bukan daging burung gagak. Daging sapi seperti biasa,” ujarnya sembari terkekeh saat ditemui KompasTravel pada Minggu (19/3/2018) di Makassar.

Ia melanjutkan, bagian daging sapi yang digunakan yakni hati, has dalam, jantung, pipi, paru, babat, dan ginjal. Pengunjung tinggal memilih salah satu bagian dari daging atau boleh meminta coto dengan campuran semua bagian daging tersebut. Coto disajikan dalam mangkuk. Di dalamnya berisi aneka bagian daging lalu disiram kuah hitam.

Warung Coto di Makassar.KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Warung Coto di Makassar.

Rahmawati lalu menjelaskan perbedaan coto dengan soto. Kuah coto, kata Rahmati tidak bening seperti kebanyakan jenis soto. Kuah coto berwarna kehitaman yang berasal dari perpaduan bumbu tradisional seperti serai, lengkuas, bawang putih, bawang merah, kacang tanah, jinten, ketumbar, dan pala. Selain itu, coto tidak memasukkan telur dan sayuran seperti kol.

Keunikan lain dari coto Makassar yakni pengunjung diberikan campuran daun bawang dan bawang goreng dalam wadah terpisah. Rupanya, ini sengaja disediakan oleh penjual, kata Rahmawati.

“Coto kan banyak daging daripada sayuran. Nah ini bawang-bawangan untuk menurunkan darah tinggi setelah makan daging,” ujarnya.

Coto bisa disantap bersama nasi atau ketupat. Namun, yang menjadi ciri khasnya adalah dengan ketupat. Memakan ketupatnya juga tidak boleh sembarangan. Ada cara tersendiri makan ketupat ala orang Makassar yang dibagikan Rahmawati.

Coto.KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Coto.

“Kalau pengunjung makan ketupatnya dimasukkan ke mangkuk coto, bukan orang Makassar dia,” ungkap Rahmawati.

Ia mengatakan bila ketupat dimasukkan sekaligus ke mangkuk, maka akan membuat isi coto tumpah. Ketupat terlebih dahulu dibelah dua menggunakan kedua ibu jari.

Barulah diserok menggunakan sendok lalu dimasukkan ke mulut. Kemudian saat menguyah ketupat itu, kuah coto dan daging menyusul dilahap.

Rahmawati kemudian menyebut kejadian lucu yang dilakukan pengunjung saat menyantap coto. Ia menemukan pengunjung yang mengupas kulit ketupat terlebih dahulu. Kemudian ia akan mendatangi pengunjung tersebut untuk menerangkan cara makan ketupat yang benar.

Rumah makan coto yang ia kelola bersama keluarga ini telah menjadi langganan para tamu dari dalam maupun luar negeri. Rahmawati mengatakan, Joko Widodo yang kini menjabat sebagai presiden telah tiga kali mencicipi coto dengan resep warisan turun-temurun keluarganya.

“Pak Jokowi datang waktu menjabat jadi gubernur sekali. Lalu saat menjadi presiden sudah dua kali,” ujarnya. Hal ini dibuktikan dengan foto yang terpajang di restorannya.

Apakah Anda tertarik mencicipi coto Makassar yang tidak diragukan lagi ketenarannya ini?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com