Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiat Pilih Cobek dan Ulekan, Selain Rasa Juga Pengaruhi Kesehatan

Kompas.com - 22/03/2018, 18:30 WIB
Silvita Agmasari,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jangan salah memilih cobekan dan ulekan. Sebab hal ini ternyata mempengaruhi rasa bahkan kesehatan. Alat penting untuk membuat sambal dan bumbu halus Nusantara ini, kini tidak semuanya 100 persen terbuat dari batu asli.

"Penghasil cobek terbaik ada di Muntilan, Magelang. Biasanya cobek dibuat dari batu andesit," kata Brand Director Kaum, Lisa Virgiano di acara workshop membuat sambal restoran KAUM, Jakarta, Rabu (21/3/2018).

Cobek bermutu baik menurut Lisa bukan berwarna hitam, melainkan abu-abu seperti warna alami batu. Jika menemukan cobek berwarna hitam, agaknya harus dicurigai keasliannya karena umumnya warna hitam didapat dari cat.

"Kalau beli cobek, bisa coba digesek dulu pakai benda keras. Jika ada garis warna putih, berarti itu dicat," kata koki KAUM, Rachmad Hidayat.

Selain cobek yang dicat, di pasaran juga terdapat cobek campuran batu, pasir, dan semen. Umumnya menurut Rachmad bobot cobekan campuran semen lebih ringan ketimbang cobekan batu asli.

Cobek berukuran besar ditemukan warga Dusun Trasan, Desa Bringin, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jumat (29/7/2016).Kompas.com/Ika Fitriana Cobek berukuran besar ditemukan warga Dusun Trasan, Desa Bringin, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jumat (29/7/2016).

Cobek yang dicat dan menggunakan campuran berefek pada kesehatan orang yang bersantap makanan. Sebab cobek merupakan alat untuk menghancurkan bahan makanan secara alami.

"Untuk ulekan, pilih ulekan yang berat karena semakin berat, semakin bagus untuk mengulek," kata Rachmad.

Ulekan juga ternyata memiliki kerapatan pori-pori batu yang berbeda. Ada yang halus, ada yang kasar. Besaran pori-pori batu ini pada akhirnya memengaruhi hasil ulekan menjadi lebih kasar atau lebih halus.

Selain cobekan dan ulekan berbahan batu, di pasaran juga terdapat cobekan dan ulekan berbahan kayu. Rachmad mengatakan sah-sah saja bahan kayu, tetapi agak lebih licin sehingga menyulitkan manuver saat mengulek. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com