Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/03/2018, 09:22 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

KOMPAS.com  - Sebagai buah asli Indonesia, sangat mudah menemukan rambutan saat musim panen. Biasanya buah rambutan dinikmati dengan cara dikupas dan daging buah dimakan begitu saja.

Namun, koki di Legen Lounge & Bar menghasilkan kreasi hidangan yang terbilang unik, yaitu Halibut Sambal Rambutan. Ada banyak hal terjadi dalam satu piring ini. Namun, sebagai pemain utama adalah ikan halibut dengan sambal rambutan.

Ikan halibut dimasak sederhana saja, hanya ditumis dengan minyak. Menurut Head Chef Legen Lounge & Bar, Mohammad Yasman, menuturkan bahwa ikan halibut yang dipakai berasal dari Chili dengan tekstur lembut dan cenderung tak berlemak.

Baca juga : Sejak Kapan Masyarakat Indonesia Mengonsumsi Sambal?

Sambal rambutan diolah dari cabai, bawang merah, dan bawang putih. Bumbu ini digoreng dan diulek. Setelah itu dimasak dengan rambutan dan santan untuk penambah rasa gurih. Hasilnya adalah rasa kaya dari pedasnya dari cabai, manisnya buah rambutan yang matang, dan gurih santan serta aroma kelapa yang harum.

“Rasa manis asam buah, cocok dengan ikan. Kami pilih rambutan binjai karena rasanya lebih manis dan teksturnya lebih padat,” ungkap Chef Yasman.

Baca juga : Ulek, Tumbuk, atau Blender, Mana yang Lebih Enak untuk Sambal?

Sambal pun berpadu apik dengan ikan halibut yang rasanya cenderung polos. Aroma santan dan ikan halibut seakan menyatu. Sebab, ikan halibut ditumis dengan minyak kelapa.

Kelapa juga menyatukan elemen lainnya. Di bagian atas ikan halibut adalah rambutan yang diisi otak-otak ikan. Otak-otak diolah dari ikan tenggiri dan santan. Lalu otak-otak diisikan ke buah rambutan yang manis.

Baca juga : Sambal Colo-Colo, Sambal dari Timur Indonesia yang Banyak Versi

Bagian atasnya adalah daun mengkudu yang digoreng dan bagian bawah adalah tumis bunga pepaya ala Manado. Elemen pahit dari daun mengkudu dan bunga pepaya, mampu menyeimbangkan rasa manis menghentak dari rambutan.

“Daun mengkudu biasa dimakan di Jawa Tengah. Biasanya untuk pepes atau urap,” kata Yasman.

Ubi digunakan untuk elemen karbohidrat, yaitu diolah menjadi seperti perkedel. Dari hidangan ini, harapannya adalah sebuah kreasi yang cocok untuk kesehatan. “Bukan nasi tapi ubi. Lalu ikan halibut yang tidak berlemak. Dan, rambutan juga bisa melancarkan pencernaan,” kata Yasman.

Hidangan ini bisa dinikmati seharga Rp 95.000 (++) di Legen Lounge & Bar yang terletak di Hotel Atria Serpong, Gading Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

rambutan binjaiKompas.com/Ni Luh Made Pertiwi F. rambutan binjai
Rambutan Binjai

Sementara itu, di tempat terpisah, Mohammad Reza Tirtawinata, seorang pakar buah tropis Indonesia, menuturkan bahwa ada tiga varietas rambutan di Indonesia yang populer, yaitu rambutan aceh lebak, rambutan rapiah, dan rambutan binjai.

“Orang suka rambutan binjai karena garing, besar, dan manis. Teksturnya juga halus, kulit biji tidak terbawa saat dikupas,” jelas Reza.

Ia menambahkan bahwa rambutan binjai berasal dari sebuah desa di Kabupaten Binjai, Sumatera Utara. Buah ini masuk ke Pulau Jawa sekitar tahun 1980-an.

Pia Rambutan

Sementara itu, kreasi rambutan lainnya dilakukan oleh Chef Anton Yanwar dari Hotel Dafam Fortuna Yogyakarta. Ia mengolahnya menjadi hidangan terinspirasi oleh gaya barat. Kue Rambutan Pie merupakan kue pie dengan isian rambutan.

Dalam siaran pers, Chef Anton menuturkan bahan yang digunakan antara lain buah rambutan kupas, mentega, gula merah, kayu manis, kismis, dan garam. Semua bahan dimasak dan dibalut dengan puff pastry.

"Paduan rasa manis, asem, kecut khas buah rambutan berpadu dengan bahan- bahan special menjadikan Rambutan Pie ini sangat cocok dinikmati sebagai menu penutup atau dessert atau sekadar sebagai makanan ringan pendamping minum teh atau kopi," Chef Anton.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com