Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Baru Kemenpar Tangani Toilet Kotor dan Sampah di Tempat Wisata

Kompas.com - 27/03/2018, 13:25 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Permasalahan sampah dan toilet kotor di berbagai destinasi wisata Indonesia seolah tak kunjung usai. Kementerian Pariwisata mengungkapkan cara baru menghadapai masalah tersebut pada 2018.

Pada akhir tahun 2017, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyebutkan Indonesia masih ada di peringkat kedua penyumbang sampah terbanyak di dunia setelah China.

Oleh karena itu untuk darurat sampah, lanjut Arief, pihaknya memilih langkah konkrit untuk mendaur ulang sampah menjadi energi listrik.

Dalam acara peluncuran Calendar of Event wisata Maluku Utara di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (13/3/2018) lalu, Menpar menargetkan langkah konkrit perihal pengelolaan sampah di destinasi wisata.

“Salah satu solusinya ialah mengkonversi sampah menjadi energi listrik, itu yang akan di lakukan pilot project-nya di Suwung, Bali,” ungkap Arief.

Ia berharap Suwung di Bali akan jadi daerah percontohan pengelolaan sampah untuk destinasi-destinasi yang lain. Menurutnya koordinasi akan dipegang oleh Kemenko Maritim, dan eksekusi teknis ada di Kementerian LHK di bawah Dirjen Pengelolaan Sampah.

Tanda toilet dalam tulisan China.Thinkstock Tanda toilet dalam tulisan China.

Kebersihan toilet

Selain masalah sampah, kebersihan toilet menurut Arief masih jadi "pekerjaan rumah" pada tahun 2018. Hal tersebut diungkapkan Menpar di sela penandatanganan Co-Branding Wonderful Indonesia dengan PT Blue Bird tbk di kantor Blue Bird Mampang, Jakarta, Selasa (26/3/2018).

“Kebersihan memang masih jadi PR untuk pariwisata ke depan. Oleh karenanya kita akan memulai di toilet-toilet destinasi prioritas yang khusus dikelola swasta,” ucap Arief Yahya saat sesi tanya jawab dengan media.

Ia mengatakan permasalahan pengelolaan toilet ke depannya akan diberikan pada pihak swasta, agar dikelola secara profesional.

“Kita akan praktikkan di destinasi prioritas, di Borobudur sudah mulai dikelola sektor bisnis swasta,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com