Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Candi Gunung Kawi di Gianyar Bikin Wisatawan Penasaran

Kompas.com - 04/04/2018, 08:51 WIB
I Made Asdhiana

Editor

GIANYAR, KOMPAS.com - Sejumlah wisatawan mengamati dengan kagum Situs Candi Gunung Kawi di Desa Tampaksiring, Gianyar, Bali, Minggu (1/4/2018).

Situs Candi Gunung Kawi merupakan situs sejarah dibangun kira-kira abad ke-11 Masehi pada masa pemerintahan Raja Udayana. Banyak wisatawan, baik mancanegara dan domestik mengunjungi tempat ini.

Rata-rata mereka penasaran dengan pahatan di dinding-dinding tebing. Salah satunya Ervi, perempuan paruh baya ini bersama teman-temannya mengunjungi situs bersejarah unik ini.

Baca juga : 6 Alternatif Tempat Menginap di Gianyar

Dia berpikir Situs Candi Gunung Kawi tak ubahnya seperti Candi yang berada di Gunung.

Candi Gunung Kawi di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.BARRY KUSUMA Candi Gunung Kawi di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.
"Saya penasaran ingin ke sini walaupun agak ragu mengunjungi tempat ini, karena saya pikir wisata naik gunung melihat candi, ternyata tempat wisata cagar budaya," kata perempuan asal Jakarta ini.

Baca juga : Melancong ke Gianyar, Yuk Kunjungi Pasar Senggol

Untuk menuju ke komplek situs ini pengunjung dikenakan biaya Rp 15.000 dan melewati 315 anak tangga. Tiba di kawasan tersebut pengunjung dapat menyaksikan situs candi yang terbagi dua kelompok, kelompok candi ini dipisahkan oleh aliran tukad Pakerisan.

Selain candi, terdapat pula kolam pemandian dan pancuran.

Candi Gunung Kawi di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.BARRY KUSUMA Candi Gunung Kawi di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.
Ervi berharap pemerintah, masyarakat Bali dan wisatawan tetap menjaga cagar budaya yang berada di Bali.

"Harapannya pemerintah, masyarakat Bali dan wisatawan tetap menjaga dan melestarikan cagar budaya, baik yang berada di Bali maupun Indonesia karena ini merupakan peninggalan dan nantinya anak-anak Indonesia masih bisa belajar dan menikmatinya," kata Ervi. (Tribun Bali)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com