Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Pramoedya Ananta Toer Lewat Pameran Catatan dan Arsip

Kompas.com - 23/04/2018, 15:25 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aura Pramoedya Ananta Toer seperti hadir dalam pameran
"Namaku Pram: Catatan dan Arsip" di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta. Tak jarang rasa haru, sedih dan senyum simpul muncul begitu melihat koleksi pameran "Namaku Pram: Catatan dan Arsip".

Di sana, Pram hadir lewat koleksi arsip asli seperti karya Ensiklopedia Citrawi Indonesia yang belum selesai, kliping naskah, foto-foto, dan barang-barang keseharian miliknya.

Begitu masuk dalam ruang pameran, ada infografis perjalanan hidupnya yang tertera di dinding. Ada pula kutipan-kutipan dari Pram.

"Jangan berlagak tidak mengerti, kalian cukup mengerti apa yang harus kalian lakukan. Lakukanlah yang terbaik untuk Indonesia dan untuk kalian sendiri," begitu kutipan Pramoedya.

Pengunjung mengikuti Exhibition Tour Pameran Namaku Pram: Catatan dan Arsip di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta, Sabtu (21/4/2018). Pameran tersebut berusaha menghadirkan sosok Pramoedya Ananta Toer lewat lembar-lembar ensiklopedi yang belim sempat jadi, foto-foto pudar dan berpuluh lembar surat, barang-barang milik Pram, dan lukisan serta gambar.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Pengunjung mengikuti Exhibition Tour Pameran Namaku Pram: Catatan dan Arsip di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta, Sabtu (21/4/2018). Pameran tersebut berusaha menghadirkan sosok Pramoedya Ananta Toer lewat lembar-lembar ensiklopedi yang belim sempat jadi, foto-foto pudar dan berpuluh lembar surat, barang-barang milik Pram, dan lukisan serta gambar.
Di bagian tengah, ada koleksi-koleksi arsip karya Pram yang tersimpan dalam meja kaca. Ada koleksi buku-buku Pram yang berjudul Hoa Kiau, Nyanyi Sunyi Seorang Bisu, Keluarga Gerilja, Perburuan, dan buku-buku lain.

Koleksi kliping berita juga ikut ditampilkan. Dari pameran tersebut, terlihat Pram seorang dokumentalis yang handal dalam kliping artikel-artikel berita.

Ada pula tulisan tangan Pram di kertas semen. Di meja kaca lainnya, ada naskah arsip Ensiklopedia Geografi Indonesia dan Ensiklopedi Citrawi Indonesia milik Pram yang belum selesai.

Pengunjung mengikuti Exhibition Tour Pameran Namaku Pram: Catatan dan Arsip di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta, Sabtu (21/4/2018). Pameran tersebut berusaha menghadirkan sosok Pramoedya Ananta Toer lewat lembar-lembar ensiklopedi yang belim sempat jadi, foto-foto pudar dan berpuluh lembar surat, barang-barang milik Pram, dan lukisan serta gambar. Pengunjung mengikuti Exhibition Tour Pameran Namaku Pram: Catatan dan Arsip di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta, Sabtu (21/4/2018). Pameran tersebut berusaha menghadirkan sosok Pramoedya Ananta Toer lewat lembar-lembar ensiklopedi yang belim sempat jadi, foto-foto pudar dan berpuluh lembar surat, barang-barang milik Pram, dan lukisan serta gambar.
"Kertas semen itu bekas dari pembangunan di Pulau Buru. Itu semen-semen dari Filipina. Pram menulis di kertas semen itu," kata kurator pameran, Engel Tanzil saat Exhibition Tour Pameran "Namaku Pram: Catatan dan Arsip", Sabtu (21/4/2018).

Kehadiran Pram juga hadir lewat koleksi tas yang dipakai oleh Pram ketika pergi dari Pulau Buru. Ada juga pakaian sehari-hari milik Pram.

Berjalan dan melihat di pameran tersebut terasa masuk ke lorong waktu. Ya, serasa merasakan hidup Pram ketika jauh dari keluarga dan menjadi tahanan politik pada masa Orde Baru.

Pengunjung berada di Ruang Catatan dan Arsip melihat koleksi Pameran Namaku Pram: Catatan dan Arsip di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta, Sabtu (21/4/2018). Pameran tersebut berusaha menghadirkan sosok Pramoedya Ananta Toer lewat lembar-lembar ensiklopedi yang belim sempat jadi, foto-foto pudar dan berpuluh lembar surat, barang-barang milik Pram, dan lukisan serta gambar.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Pengunjung berada di Ruang Catatan dan Arsip melihat koleksi Pameran Namaku Pram: Catatan dan Arsip di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta, Sabtu (21/4/2018). Pameran tersebut berusaha menghadirkan sosok Pramoedya Ananta Toer lewat lembar-lembar ensiklopedi yang belim sempat jadi, foto-foto pudar dan berpuluh lembar surat, barang-barang milik Pram, dan lukisan serta gambar.
Membaca informasi perjalanan hidupnya, pun demikian. Kegundahan, kecemasan, dan ketakutan Pram bisa terlihat.

Namun, romantisme kehidupan Pram pun muncul dalam pameran ini. Arsip surat menyurat milik keluarga Pram dihadirkan.

Ada surat dari Ananda Rita Ananta Toer, Ariana Ananta Toer, Tatiana Ananta Toer, Yudistira Ananta Toer. Yang unik adalah satu-satunya surat Pram ketika berada di masa tahanan di Pulau Buru kepada anak laki-lakinya, Yudistira.

Pengunjung mengikuti Exhibition Tour Pameran Namaku Pram: Catatan dan Arsip di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta, Sabtu (21/4/2018). Pameran tersebut berusaha menghadirkan sosok Pramoedya Ananta Toer lewat lembar-lembar ensiklopedi yang belim sempat jadi, foto-foto pudar dan berpuluh lembar surat, barang-barang milik Pram, dan lukisan serta gambar.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Pengunjung mengikuti Exhibition Tour Pameran Namaku Pram: Catatan dan Arsip di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta, Sabtu (21/4/2018). Pameran tersebut berusaha menghadirkan sosok Pramoedya Ananta Toer lewat lembar-lembar ensiklopedi yang belim sempat jadi, foto-foto pudar dan berpuluh lembar surat, barang-barang milik Pram, dan lukisan serta gambar.
Pameran ini sebenarnya dibagi ke dalam sembilan titik yaitu Dinding Perjalanan Hidup, Ruang Catatan dan Arsip, Ruang Video, Dinding Memorabilia, Kamar Kerja Pram, Sketsa Bakar Sampah, Wajah Buku, Taman Kata-Kata, dan Renungan Buku.

Di ruang pameran yang terpisah, ”Tembok Memorabilia” memperlihatkan antara lain lukisan ”Nyai Ontosoroh”oleh Galam, 2002. Lukisan ”Solilouy” oleh Enrico Soekarno, 2002, serta gambar Pram dari masa ke masa oleh Enrico Soekarno.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com