Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sigale-gale, Sang Penghibur

Kompas.com - 24/04/2018, 08:22 WIB
I Made Asdhiana

Editor

KOMPAS.com - Sejumlah wisatawan menari membentuk lingkaran. Diiringi musik Sordan dan Gondang Sabangunan, mereka menari Tortor di depan sebuah boneka kayu menyerupai bentuk manusia yang disebut Sigale-gale.

Pertunjukan Sigale-gale telah mengakar ratusan tahun di Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba, Sumatera Utara.

Pertunjukan Sigale-gale telah mengakar ratusan tahun di Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba, Sumatera Utara.ANTARA FOTO/ANDIKA WAHYU Pertunjukan Sigale-gale telah mengakar ratusan tahun di Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba, Sumatera Utara.
Kisahnya diambil dari cerita turun-temurun dan dipercaya oleh masyarakat Batak setempat.

Dikisahkan pada dahulu kala Raja Rahat memiliki putra tunggal bernama Manggale. Sayangnya, sang putra kesayangan gugur di medan perang dan jasadnya tidak ditemukan.

Pertunjukan Sigale-gale telah mengakar ratusan tahun di Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba, Sumatera Utara.ANTARA FOTO/ANDIKA WAHYU Pertunjukan Sigale-gale telah mengakar ratusan tahun di Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba, Sumatera Utara.
Kesedihan karena kehilangan sang putra membuat Raja Rahat sakit. Untuk membahagiakan kembali rajanya, para tetua di kerajaan tersebut membuat sebuah patung yang mirip dengan Manggale.

Agar patung tersebut 'hidup', para tetua itu memanggil roh Manggale yang membuat patung bisa bergerak. Berkat patung tersebut, Raja Rahat pulih dari sakitnya.

Pertunjukan Sigale-gale telah mengakar ratusan tahun di Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba, Sumatera Utara.ANTARA FOTO/ANDIKA WAHYU Pertunjukan Sigale-gale telah mengakar ratusan tahun di Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba, Sumatera Utara.
Sejak saat itu, masyarakat Batak menyebut patung tersebut sebagai Sigale-gale, yang diambil dari nama Manggale.

Pertunjukan Sigale-gale kini tentu tidak menggunakan roh seperti di masa dahulu kala. Boneka Sigale-gale digerakkan oleh pawang menggunakan sistem penggerak mekanis, seperti di bagian kedua tangan dan kepala sehingga boneka bisa menari di atas kotak kayu yang menyerupai peti jenazah.

Pertunjukan Sigale-gale telah mengakar ratusan tahun di Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba, Sumatera Utara.ANTARA FOTO/ANDIKA WAHYU Pertunjukan Sigale-gale telah mengakar ratusan tahun di Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba, Sumatera Utara.
Benang merah Sigale-gale dulu dan kini tetap sama yakni: sang penghibur.

Jika dahulu Sigale-gale dipentaskan untuk menghilangkan rasa duka atas kematian anggota keluarga. Kini Sigale-gale berubah menjadi penghibur wisatawan yang mengunjungi Pulau Samosir dan Danau Toba.

Pertunjukan Sigale-gale telah mengakar ratusan tahun di Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba, Sumatera Utara.ANTARA FOTO/ANDIKA WAHYU Pertunjukan Sigale-gale telah mengakar ratusan tahun di Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba, Sumatera Utara.
Seperti yang dipentaskan di Desa Wisata Tomok, yang berdekatan dengan Situs Megalitikum makam batu para Raja Sidabutar. (Andika Wahyu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com