Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Flores Merawat Tenun sebagai Warisan Budaya

Kompas.com - 28/04/2018, 11:25 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com - Perempuan yang tersebar di kampung-kampung dan pedesaan di lima Kecamatan di Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur terus merawat warisan tenun yang menjadi identitas dan harga diri dari masyarakat setempat khususnya dalam budaya.

Kaum perempuan yang berada di pelosok Manggarai Timur merasa risih apabila dalam berbagai upacara adat maupun atraksi budaya kalau tidak memakai kain tenun.

Walaupun kaum perempuan masih bergelut dengan urusan domestik serta mengerjakan lahan-lahan pertanian saat musim tiba.

Baca juga : Peting Ghan Nalun Weru, Ritual Sakral Suku Nggai di Flores

Kaum perempuan setia merawat warisan leluhur itu walaupun mereka harus  membagi waktu antara menanam padi, memetik kopi, mengurusi urusan domestik dalam keluarga dan menenun.

Tenun Flores, Nusa Tenggara Timur motif Nagekeo dan Ngada.
KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Tenun Flores, Nusa Tenggara Timur motif Nagekeo dan Ngada.
Kelima kecamatan di Manggarai Timur yang masih menenun tenun kain songke dengan khas kecamatan masing-masing adalah Kecamatan Elar, Kecamatan Lambaleda, Kecamatan Sambirampas, Kecamatan Pocoranaka Timur dan Kecamatan Pocoranaka.

Di Kecamatan Elar, kaum perempuan menenun tenunan motif Rembong, Kecamatan Sambirampas dengan motif Congkar, di Kecamatan Lambaleda dengan motif Lambaleda, Kecamatan Pocoranaka Timur dengan motif Pocoranaka Timur dan Pocoranaka.

Baca juga : 5 Fakta Menarik tentang Wae Rebo di Flores

Motif Congkar dengan bergaris-garis di kain songkenya, motif Rembong dengan bulat-bulat seperti bulan, motif Lambaleda dengan berbentuk jaring-jaring dan motif Pocoranaka Timur dan Pocoranaka dengan berbentuk ayam.

Seorang ibu dengan kain tenun flores.KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Seorang ibu dengan kain tenun flores.
Kaum perempuan yang merawat warisan leluhur itu belajar secara otodidak melalui ibu mereka. Mereka belajar dengan melihat ibu mereka yang sedang menenun di dalam rumah.
Bahkan, kaum perempuan yang masih merawat warisan itu berpendidikan lulusan sekolah dasar.

Saat ini belum ada anak-anak gadis yang mau belajar tenun kecuali ibu-ibu yang sudah berkeluarga.

Itu pun ibu-ibu yang sudah berkeluarga membagi waktu dengan pekerjaan di sawah, di kebun, mengurus anak sekolah dan maupun melayani kebutuhan suami mereka.

Hingga saat ini pemerintah setempat belum memberikan perhatian serius terhadap karya-karya perempuan tersebut khususnya tenun.

Secara khusus KompasTravel belum lama ini mengelilingi lima kecamatan itu untuk menggali potensi tenun yang sering diinformasikan secara lepas.

Baca juga : Podo Puzu, Ritual Mistis Suku Kengge di Flores

Berta Linur (41), warga Kampung Marabola, Desa Ligurlai, Kecamatan Elar, Minggu (11/3/2018) dijumpai KompasTravel ketika sedang menenun di rumahnya mengisahkan menenun kain songke dan Mbay merupakan kerja sampingan di waktu senggang. Sementara pekerjaan aslinya adalah merawat kebun dan menanam padi.

"Saya biasa menenun kain motif rembong dan Mbay. Saya menenun kain Mbay dari Kabupaten Nagekeo karena mudah dijualnya sementara kain motif rembong dibeli oleh warga setempat untuk keperluan upacara-upacara adat dan pesta perkawinan adat," katanya.

Seorang ibu di Kampung Golowelu, Desa Golonimbung, Kecamatan Lambaleda, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT sedang tenun kain tenun motif Lambaleda pada pertengahan Maret 2018. KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Seorang ibu di Kampung Golowelu, Desa Golonimbung, Kecamatan Lambaleda, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT sedang tenun kain tenun motif Lambaleda pada pertengahan Maret 2018.
"Saya belajar sendiri melalui ibu saya yang memiliki keterampilan menenun. Belajar dari cara ibu menenun di dalam rumah. Selanjutnya ibu mendidik dan melatih saya untuk memulai menenun mulai dari proses pintal benang maupun cara menenun,” sambung Berta Linur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com