Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Malang Tidak Lengkap jika Belum ke Es Taloen

Kompas.com - 30/04/2018, 07:06 WIB
Andi Hartik,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi


MALANG, KOMPAS.com - Namanya Depot Es Taloen. Berlokasi di Jalan AR Hakim nomor 2, Kota Malang, Jawa Timur. Depot itu terkenal legendaris dengan menu khasnya, yaitu es campur dan es buah.

Penamaan Depot Es Taloen diambil dari nama kampung depot itu berdiri, yakni di Kampung Talun, Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang.

Tidak sulit untuk menemukan depot tersebut, dari Mall Malang Olympic Garden ke arah timur sekitar 200 meter. Depot itu ada di sisi kiri jalan.

Depot Es Taloen berdiri pada tahun 1950. Pemiliknya adalah Om Loek. Tidak begitu jelas nama aslinya. Namun, laki-laki tersebut dikenal dengan panggilan Om Loek.

Baca juga : Ini Bedanya Es Krim, Gelato, Sorbet, dan Soft Ice Cream

Om Loek memiliki resep khusus dalam meracik es campur dan es buah. Karena itu, rasa yang dihasilkan sangat khas dan mengundang banyak pembeli.

Seiring bertambahnya usia, Om Loek tidak lagi mampu melanjutkan usahanya. Anaknya yang semata wayang merupakan seorang dokter dan tidak melanjutkan usaha bapaknya.

Baca juga : Tempe Mongkleng dan Es Tofu Pelangi di Festival Tahu Tempe Banyuwangi

Akhirnya, seorang kerabat Om Loek melanjutkan usaha depot yang terus mendatangkan banyak penikmat es itu. Saat itu, Om Loek sudah memberikan resep yang dimilikinya kepada seorang pembantunya.

Es tape ketan item dan es buah yang menjadi menu andalan di Depot Es Taloen, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (29/4/2018). Depot itu melegenda sejak Tahun 1950 dengan menu esnya.KOMPAS.com/ANDI HARTIK Es tape ketan item dan es buah yang menjadi menu andalan di Depot Es Taloen, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (29/4/2018). Depot itu melegenda sejak Tahun 1950 dengan menu esnya.
Pada Tahun 1998 Om Loek resmi menjual depot miliknya lengkap dengan resep yang dimiliki kepada Wiwik Kholifah dengan harga Rp 125 juta. Awalnya, Wiwik merupakan seorang penjual sate dan gule kambing di dekat depot itu dengan menggunakan rombong.

Saat ini, depot itu sudah resmi menjadi milik Afni Nafidah (39), anak terakhir dari Wiwik.

"Ibu sudah tiga tahun ini meninggal, ganti saya. Jadi sudah generasi keempat," katanya, Minggu (29/4/2018).

Afni mengatakan, awal berdiri depot itu hanya memiliki empat menu. Yaitu es campur dan es buah, gado-gado dan rujak cingur dengan menu andalan es campur dan es buah.

Namun pada Tahun 1998 setelah berpindah kepemilikan, depot itu menambah menu es teler, es tape ketan item dan jus buah serta tahu campur dan mi pangsit.

Afni tidak menyebutkan secara rinci resep yang membuat olahan es di depot itu melegenda. Hanya saja ia mengatakan, dalam setiap es campur yang diraciknya, ia selalu membubuhkan tape dan ketan item (hitam) serta menggunakan pemanis gula murni dan sirup yang dibuatnya sendiri.

"Biasanya kalau es campur itu ada tape dan ketan itamnya sama sirupnya buat sendiri. Pakai gula murni tidak ada apa-apa," katanya.

Saat ini, Afni sudah memiliki tiga orang pegawai. Dalam sehari, Afni meraih untung sekitar Rp 1 juta. Jika hari libur, untung didapatnya bisa mencapai Rp 1,5 juta.

Suasana di Depot Es Taloen, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (29/4/2018). Depot itu melegenda sejak Tahun 1950 dengan menu esnya.KOMPAS.com/ANDI HARTIK Suasana di Depot Es Taloen, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (29/4/2018). Depot itu melegenda sejak Tahun 1950 dengan menu esnya.
Dikatakannya, pembeli yang datang selalu ramai. Terutama jika sedang hari libur, rata-rata yang datang membeli adalah wisatawan dari luar kota. Seperti dari Surabaya dan Jakarta. Tidak jarang, orang Malang yang sudah menetap di luar kota menyempatkan datang ke depot itu hanya untuk nostalgia.

"Kalau libur lebaran, orang sini yang sudah di luar kota kan pulang. Biasanya banyak juga yang ke sini. Nostalgia. Karena mungkin saat masih mudanya sering kesini dulu. Ada yang juga pacarannya di sini," katanya sembari tersenyum.

Saat ini, Afni menjual es campur dan es tape ketam item dengan harga Rp 9.000. Sedangkan es buah dan es teller dengan harga Rp 12.000. Dulu, penyajian es itu menggunakan mangkuk. Saat ini, beragam menu es itu disajikan dengan gelas ukuran besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com