Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyoman Nuarta: Pemasangan Paling Menyeramkan di Ujung Sayap GWK

Kompas.com - 23/05/2018, 11:15 WIB
I Made Asdhiana

Editor

JIMBARAN, KOMPAS.com - Maestro I Nyoman Nuarta bangga patung tembaga Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Ungasan, Jimbaran, Bali, akhirnya mendekati rampung.

Patung yang akan jadi ikon baru Pulau Bali ini dia persembahkan kepada bangsa Indonesia sebagai hadiah HUT ke-73 RI.

Di balik itu, pembangunan GWK ini sempat menuai kontroversi masyarakat Bali.

Apa itu? Di usianya yang kini memasuki 67 tahun, Nuarta mempercepat pembangunan patung GWK.

Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) terlihat seusai proses pemasangan bagian Mahkota Dewa Wisnu di Ungasan, Badung, Bali, Minggu (20/5/2018). Mahkota Dewa Wisnu tersebut merupakan modul ke-529 dari total 754 modul yang terpasang di patung setinggi 121 meter yang ditargetkan selesai dibangun pada Agustus 2018.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) terlihat seusai proses pemasangan bagian Mahkota Dewa Wisnu di Ungasan, Badung, Bali, Minggu (20/5/2018). Mahkota Dewa Wisnu tersebut merupakan modul ke-529 dari total 754 modul yang terpasang di patung setinggi 121 meter yang ditargetkan selesai dibangun pada Agustus 2018.
Ia mengaku di usia yang tak lagi muda, naik ke ketinggian saja kakinya gemetaran.

Sang maestro menargetkan pembangunan GWK yang jadi mimpinya sejak 28 tahun lalu benar-benar rampung pada Agustus 2018.

Baca juga: Gubernur Bali Berharap Patung GWK Jadi Kebanggaan Bangsa

Ia pun terus berburu dengan waktu yang semakin cepat.

"Kalau saya mati, gimana ini? Kita tidak pernah tahu umur kita. Mumpung ada waktu dan sehat harus kita kejar. Harapannya bulan Agustus, tepat 73 tahun kemerdekaan Indonesia bisa selesai. Ini hadiah untuk bangsa Indonesia," katanya usai upacara pasupati dan pemasangan mahkota emas patung Dewa Wisnu, Minggu (20/5/2018).
 
Nuarta menjelaskan, material pembangunan patung GWK memang diimpor dari beberapa negara seperti Jepang, negara-negara Eropa, hingga Amerika Latin.

Baca juga: 28 Tahun Pembangunan Patung GWK di Bali

Bahan-bahan tersebut kemudian disatukan, disusun di Studio Nyoman Nuarta di Bandung oleh para seniman dari Bali dan dibantu oleh pekerja dari Bandung, Medan, dan berbagai wilayah lainnya.

"Itu menunjukkan kita bisa bersatu, kita betul-betul Indonesia. Saya tidak ingin sekadar membuat karya yang ketika selesai, ditinggalkan begitu saja," katanya.

Baca juga: Nyoman Nuarta dan Kisahnya soal Pembangunan Patung GWK

Berikutnya, pemasangan modul akan dilakukan setiap hari. Masih ada kesulitan lain yang akan dihadapi seperti ketika pemasangan modul pada bagian ujung-ujung sayap garuda.

Umat Hindu mengikuti Upacara Adat Pasupati di pelataran Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung, Bali, Minggu (20/5/2018). Upacara tersebut dilakukan sebagai bagian dari permohonan umat agar proses pembangunan patung GWK dapat berlangsung lancar dan selesai tepat pada waktunya.   ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Umat Hindu mengikuti Upacara Adat Pasupati di pelataran Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung, Bali, Minggu (20/5/2018). Upacara tersebut dilakukan sebagai bagian dari permohonan umat agar proses pembangunan patung GWK dapat berlangsung lancar dan selesai tepat pada waktunya.
Itu, menurut Nuarta, agak menyeramkan. Belum lagi cuaca yang tidak menentu, terutama kecepatan angin yang tinggi. Tower crane yang digunakan untuk menaikkan modul hanya dapat dipakai bila kecepatan angin di bawah 10 knot.

Sementara, hari-hari belakangan ini kecepatan angin mencapai 13 knot sehingga menghambat pemasangan modul.

Baca juga: Viral, Video Pemasangan Kepala Patung Wisnu Seberat 4 Ton di GWK Bali

Dari rencana 16 modul yang terpasang dalam sehari, cuaca buruk menyebabkan hanya sekitar 4 modul yang bisa dinaikkan.

"Kalau pemasangan mahkota lancar walaupun angin kencang. Itu karena bentuknya yang bulat, sehingga tidak goyang. Berbeda dengan penaikan lempengan modul lainnya yang bentuknya gepeng, bisa kayak layangan kalau diterpa angin," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Rekomendasi Kafe Kucing di Bandung

3 Rekomendasi Kafe Kucing di Bandung

Jalan Jalan
Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com