Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisatawan Indonesia Dilarang ke Israel, Ini Kerugiannya

Kompas.com - 31/05/2018, 20:21 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ditutupnya akses turis Indonesia untuk berkunjung ke Israel juga berdampak pada Palestina. Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum Asosiasi Tour Travel Agent Indonesia (Asita), Asnawi Bahar.

Ia mengatakan dalam jangka panjang hal ini akan merugikan Israel. Baik Israel atau Palestina akan kehilangan banyak devisa yang seharusnya masuk dari pariwisata.

"Soal kerugian, tidak ada dampak kerugian yang banyak, bahkan nyaris tidak ada. Karena kita kan membuang devisa ke sana, dan kuantitas masyarakat kita ke sana juga tidak banyak," ujar Asnawi saat dihubungi KompasTravel, Kamis (31/5/2018).

Baca juga: ASITA: Wisata ke Israel Harus Kita Alihkan Dulu

Ia mengatakan dari puluhan agen tour travel yang menyediakan perjalanan ke sana, tiap satu bulan sekitar lima sampai enam perjalanan saja yang bisa diakomodir. 

Sementara itu Melissa Agustiana, pemilik Mala Tour (salah satu agen tour travel yang mengakomodir wisatawan Indonesia ke Israel) mengatakan justru yang akan terkena dampak ialah masyarakat Palestina yang mengandalkan pemasukan dari sektor wisata.

"Karena mereka itu sumbangan devisa utamanya pariwisata kan, kalau orang datang ke sana nginep di hotel-hotel Palestina, beli suvenir, beli jualan-jualannya itu membantu perekonomian mereka banget, di tengah kesulitan kerja," ujar Melissa.

Sekitar 500 warga Gaza beribadah di Masjid Al-Aqsa saat perayaan Hari Raya Idul Adha. BBC Sekitar 500 warga Gaza beribadah di Masjid Al-Aqsa saat perayaan Hari Raya Idul Adha.
Ia mengatakan orang Indonesia sangat royal saat berbelanja di Palestina. Selain karena situs wisata yang paling banyak, juga soal kepedulian sosial.

Baca juga: Per 9 Juni, Turis Indonesia Dilarang Masuk ke Israel

Melissa dengan beberapa agen tour travel di sana juga mengkhususkan untuk berbelanja di toko Palestina sebagai bentuk dukungan, untuk keberlangsungan masyarakat Palestina.

Menurutnya jika Israel menutup jalur wisatawan Indonesia, mereka bisa kehilangan 1,3 juta orang Indonesia yang tiap tahunnya pergi ke Israel.

"Dari data kami tahun kemaren (2017) itu 1,3 juta orang Indonesia yang berangkat ke Israel dari semua agama, campur. Kalau itu ditutup, berapa pengurangan devisa mereka, besar," tutur Melissa.

Bagi agen tour travel seperti milik Melissa, perjalanan wisata ke Israel hanya sebagai pelengkap destinasi-destinasi yang ada. Sehingga dengan ditutupnya jalur wisata tersebut dirinya merasa tidak terlalu terdampak.

Arkeolog Joe Uziel menunjukkan struktur seperti teater Romawi kuno di terowongan tembok ratapan di sebelah barat jerusalem, Senin (16/10/2017).  UPI/ Debbie Hill Arkeolog Joe Uziel menunjukkan struktur seperti teater Romawi kuno di terowongan tembok ratapan di sebelah barat jerusalem, Senin (16/10/2017).

"Yang dikhawatirkan juga itu tour travel yang khusus wisata religi ke Timur Tengah, yang ke Israel, omset mereka pasti tutup," terang Melissa.

Sementara jumlah agen tour travel yang khusus melayani wisata rohani ke Israel (Israel-Palestina) ada sekitar 40 agen. 

(Baca juga: Israel Tutup Pintu untuk Turis Indonesia, Ini 3 Situs Agama Paling Penting)

Tahun ini sekitar 15 orang yang sudah terjadwal akan berangkat ke Israel lewat agen tour travel terpaksa batal.

Rombongan terbanyak yang membatalkan rencana pemberangkatan ke Israel, menurut Melissa, ada pada bulan Desember tepatnya libur Natal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com